Selasa, 17 Desember 2013

Warna merah dalam pelangi

Di sini gue mau berbagi tentang hal yang gue rasakan! 
Mulai tentang cinta, batosai jatuh cinta,mungkin sedikit orang yang tahu tentang gue dalam urusan "rasa" apalagi itu untuk orang lain.

Namanya di ibaratkan seperti warna pelangi. Warna pertama merah, iya dia orang pertama yang mengganggu hari-hari gue saat gue mengenakan seragam putih-biru, "Abg"

Ini tulisan gue tentang merah waktu gue nyari inspirasi untuk karakter cowok dalam novel yang sedang gue kerjakan! 

Merah 
Namanya merah, begitu gue memanggilnya, dia adalah cowok pertama gue, maksudnya, cinta pertama? Entahlah, saat usia gue 13 tahun, gue belum mengerti apa itu cinta? taunya sekolah dan minta uang? hehehhe

 Gue pacaran pertama kali dan jomblo pertama kali juga di umur gue 13 tahun. Usia dimana Lagi ngeFans-NgeFansnya sama One Directions (dulu belum ada yang namanya One Direction palingan tenar-tenarnya Si Doel Anak sekolah. Oke Rano-Karno, Artis Favorit gue)

Usia tiga belas tahun dan gue duduk kelas Satu Smp. Wah...kalo di ingat-ingat  waktu itu gue sedang  manis-manisnya. Campuran 1 kilo gula pasir asli dari gurun pasir dan madu langsung dari ratu lebahnya sebanyak dua ember. Itulah komposisi wajah gue (Narsis....) 

Gue ingat banget sama cowok yang pertama kali mampir di usia gue yang masih tiga belas tahun. Yaitu Merah. Saat itu gue belum tahu apa sih yang namanya cinta dan kenapa kalau cinta kita harus pacaran?

 Pacaran...itu loh jalan berdua, tertawa berdua, sampai makan bakso harus semangkok berdua! mirip lagu dangdut (Baca: mangkok kata benda yang di ganti dengan kata Piring) dan ini menurut sahabat gue, Yanti dan Siti, Loh!

“Hi...” Panggil Merah, Kakak kelas gue
“Saya Kak?” Tanya gue yang saat itu dia menghampiri diri gue. Untungnya gue baru belajar bahasa Inggris. Hi...itu artinya Hallo, tapi yang gue bingung halo itu bukannya kata-kata yang dipakai untuk  nelepon ya?
“Iya kamu...?” Ucap dia lagi
“Ada apa kak?” Tanya gue polos sepolos kertas putih yang abis di hapus pakai tipe-x
“Kamu anak kelas satu ya?” Tanyanya
“Iya...”
“Namanya siapa?” Tanyanya lagi
Tadinya mau gue jawab "Apalah arti sebuah nama,kak? atau pinjam nama Dian sastro?"
“Vy” Jawab gue.
“Aku.....” Ucap Merah
“Ohhh,....” Ucap gue malu-malu. Inilah roman picisin anak Smp. 

Setelah menyebut namanya. Di mata sebelah kiri gue keluar gambar lope-lope gambar hati terus ceritanya jantung gue keluar dan berdetak cepat seperti bom atom yang mau meledak.

“Nanti pulang sekolah bareng ya...” Ucapnya sambil tersenyum lalu pamit dari pandangan mata gue
  “Hahhhhhhhhh......Pulang bareng? Mau banget” Ucap gue takjub. Antara percaya tidak percaya!

Gue punya dua sahabat rumpi bin rempong. Siti rumpi dan Yanti Rempong.
“Cie...cie, yang di ajakin pulang bareng sama kakak kelas, jangan sombong-sombong ya sama kita” Ucap Siti Rumpi
“Udah enggak bakal main sama kita berdua lagi deh” Rina Rempong seiring seirama sama Siti rumpi
 “Gue bilangin ya, sama kalian berdua. Siti rumpi dan Yanti rempong, teman gue yang paling baik.  Gue Cuma diajakin pulang bareng bukannya mau  di nikahin sama kak Igun” Ucap gue yang membuat si rumpi dan rempong tertawa mendengarnya.

Dan waktu berjalan cepat, akhirnya kelas bubar dengan berbunyinya bel sekolah  mirip iklan es krim. Akhirnya gue dan merah bisa pulang bareng. Merah memang bagai cowok Gentle (Seperti yang di tulis-tulis di depan pintu toilet “Gentle-Ladies” 

Merah datang ke kelas gue, untuk menjemput gue. Bedanya dia enggak bawa yang namanya kuda putih. Dan kita pulang bareng bersama. Selama bersama merah, gue bertanya-tanya dalam hati, apakah kita sedang pacaran? Jalan berdua, tertawa berdua dan....

“Vy, kita makan bakso dulu yuk,?” Ajak Merah
“Apa makan bakso..! Jangan-jangan satu mangkok berdua?” Ucap gue dalam hati
“Mau gak?” Tanya merah lagi
“Boleh kak” Jawab gue ragu- ragu. Benar kata orang-orang di luar sana, pacaran itu bisa membuat kita kurus. Buktinya saja makan saja di bagi dua!

Akhirnya kita sampai juga di warung bakso bang kumis........

“Bang kumis, baksonya dua ya” Teriak kak Igun dan dalam hati gue menyanyikan lagu Syukur. Ternyata kita belum pacaran!
Gue makan bakso bareng kak Igun, kakak kelas gue. Dan kak Igun mengeluarkan rayuan mautnya.

“Hari ini seakan hidupku merasa kembali terang” Ucap merah di sela-sela makan baksonya
“Memangnya kenapa kak?” Tanya gue. Apa selama ini hidupnya merah, mati lampu atau listrik belum masuk ke dalam hatinya .
            “Karena hari ini aku duduk bersebelahan dengan matahari” Ucap merah dengan rayuan mautnya itu
 “Ihhh...kakak bisa aja,” Ucap gue dengan penuh senyum. Sebenarnya gue bingung kenapa orang-orang suka merayu dengan perumpamaan matahari, bukannya matahari itu panas ya.
“Serius...” Rayu merah lagi
 “Kalau aku matahari kakak jadi Mie ayamnya, ya” gue mencoba membalas rayuan merah
“Koq Mie ayam sih...” Sahut merah bingung dan sedikit sebal. Mungkin maunya di samakan dengan bintang atau bulan kali ya?
“Iya kak,  rambutnya sudah mirip kayak mie, kiting” Jawab gue sambil tertawa.

 Sebenarnya merah, Ganteng! sumpah dech dia ganteng. Tapi rambutnya itu loh yang buat gue selalu tertawa berada di samping. Keriting tapi enggak jelek juga untuk wajahnya, namun gue enggak terlalu suka aja. Coba peran Rangga di Ada apa dengan Cinta sudah tenar di saat gue Smp. 

Pasti Kak Igun di sangka kembaran Nicholas Saputra...! Tapi gue kurang begitu suka sama Rambutnya. Namun apalah arti sebuah rambut bila di bandingkan dengan Cinta..! (Roman picisan anak smp lagi)

Tiga hari kemudian semenjak dari makan bakso dan rayu-rayuan dengan matahari dan Mie ayam. Merah menyatakan perasaannya ke gue dengan sebuah lagu yang di nyanyikan di sekolahan sewaktu istirahat!

“Hi...vy,” Senyum Merah sambil memegang sapu dan berdiri dengan gaya rock Star, Merah mulai membuka mulutnya sepertinya dia mau bernyanyi dengan sapu uduk di tangannya, (untungnya bukan nasi uduk)
Lirik pertama yang Merah nyanyikan.
Suaranya mulai menggema dan menghancurkan tekstur gorengan bakwan Ibu Kantin. Selain rambutnya yang seperti Mie dan suaranya yang lebih mirip dengan suara ayam bertelur.

 “Aduh Merah, bukannya Sammy atau Ariel...!” Ucap gue dalam hati
  
Walaupun wajahnya ganteng hampir mirip kayak Nicholas Saputra yang enggak  mandi tiga hari. Tapi untuk ukuran suara kak Igun lebih seperti puisinya Cinta, dalam Film Ada apa dengan Cinta.

“Pecahkan saja Gelasnya....biar genderang”

Apakah ini pernyataan cinta? Cinta kak Merah? Cinta Rangga kepada Cinta? Tiba-tiba Kepala sekolah datang menghampiri Merah dan kena dech...!

“Kamuuu.....!” Teriak kepala sekolah sambil menunjuk kearah Merah, dengan nada setengah marah setengahnya lagi mungkin Iri kali ya, dengan ide Merah menyatakan cinta dengan cara gila.
“Iya Pak...” Jawab merah cengar-cengir
“Cepat kamu ke ruangan saya...!” Sahut Bapak kepala sekolah yang mungkin sakit kuping dengar nyanyian Merah.
“Salah saya apa Pak?” Tanya merah yang merasa tidak bersalah dengan apa yang telah perbuat kepada kami semua yang ada di sini.

“Masih tanya lagi, kamu itu sudah membuat keributan!” Sahut Bapak kepala sekolah yang mulai kesal
“Saya tidak membuat keributan Pak, saya sedang menyatakan cinta” Jawab merah,mantap, yang menatap kearah gue

“Kamu mengatakan cinta, dengan siapa?” Tanya Bapak kepala sekolah lagi
“Vy...” Tunjuk merah dan semua orang yang ada di tangga dekat kantin melihat ke arah gue

“Vy...” Panggil Bapak kepala sekolah dengan menatap gue dan ke Merah bergantian
"Iya, Pak..." Jawab gue takut-takut

"Kamu cewek yang di sukai oleh .......?" Tanya Bapak kepala Sekolah dan gue hanya diam saja dan juga takut.

“Iya Pak, Vy” Jawab Merah malu-malu

“Yasudah sekarang saya tanya, kamu mau menerima pernyataan cintanya dia, tidak?” Tanya Bapak kepala sekolah yang terlihat saat ini seperti Debt. Collector

Nah sekarang gue yang bingung yang nembak siapa, dan yang maksa siapa?

“Saya Pak...” Ucap gue yang malu-malu juga mau
“Cepatan kamu jawab..” Ucap Bapak kepala sekolah yang tidak sabar mendengar jawaban gue.

“Mau Pak....” Jawab gue pelan dan semua anak-anak yang ada di tangga dekat kantin tepuk tangan, berteriak, bikin yel-yel, “lala-yeyyee-lala-yeyee”

 Aduh kenapa semuanya jadi pada Alay. Namun semua cowok di situ manggut-manggut. Entah apa yang mereka pikirkan. Jangan-jangan mereka mengira dengan suara-pas-pasan seperti merah akan di terima dalam katakan cinta. Gue sarankan jangan meniru adegan ini. Karena kalian akan di lepari bakwan goreng yang masih panas!

“Tuh....kamu sudah di terima, sekarang kamu ke ruangan kepala sekolah!” Ucap Bapak kepala sekolah

“Terima kasih Pak” Jawab Merah

Ini juga membuat gue bingung, kenapa merah harus berterima kasih sama Bapak Kepala Sekolah, bukannya sama gue,  yang sudah menerima dia sebagai pacar gue.

lanjut ke postingan berikutnya ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

  BENCI Siapa kau? Beraninya membenci manusia yang sama hinanya dengan dirimu Siapa kau yang masih menginjak tanah merasa sedang menjunj...