Minggu, 22 Januari 2023

Pernikahan bukan sekedar tentang perasaan (part 2)

Semua masalah diteman-temanku bukan membuatku jadi malas memutuskan menikah, bukan karena itu...

Tapi emang belum laku aja, belum ada yang mau, hahhahah

Bukan deh, memang belum waktunya aja. Walaupun kata manusia sudah cukup berumur, tapi kata Allah belum waktunya, kita bisa apa? Selain berdoa dan ikhtiar.

Merayu Allah, cari muka sama Allah, baik-baikin Allah, hanya itu. 

Tentang jodoh dan perjodohan, ada 2 orang yang ngotot ingin menjodohkanku. 

Satu alasannya karena aku temannya dan aku belum menikah. Satu lagi minta tolong cariin teman loe yang baik-baik dan mau menikah. 

Enggak ada alasan khusus perjodohan itu datang padaku, hanya karena mereka memiliki teman yang belum menikah dan menganggap aku baik. 

Aku tidak sebaik itu, aku malah sekarang berani ngomong tidak, sama mamakku bila aku keberatan mengerjakannya, 

aku hanya berusaha menjadi baik. 

Karena menjadi baik dengan wajah yang pas2an adalah sama dengan cantik. 

Zaman sekarang siapa sih yang tidak mau terlihat cantik! Bahkan aku tidak bisa menawarkan kecantikan. 

Disaat cowok, makhluk visual suka dengan keindahan dan kecantikan, memang itu sudah kodratnya, bagi laki2 untuk menikahi seseorang, carilah wanita yang menyenangkan bila dipandang, memang itu syarat mutlak. 

Makanya aku tidak mencari yang ganteng karena aku tidak bisa menawarkan kecantikan, mungkin aku bisa menawarkan akan ada dalam setiap keadaan hatinya, seberat apapun itu, insyaAllah.

Masalah keuangan juga bisa bikin perpecahan pasangan, makanya aku ingin punya keterampilan agar aku bisa menghasilkan sesuatu dengan tanganku. 

Masalah uang bukan hal ribet untukku, banyak yang bilang aku gak mau makan dipinggir jalan, ahhh buat aku yang suka makan, dimanapun tempatnya, makanannyalah yang lebih penting.

Uang tidak munafik diperlukan, rasanya patah hatimu bisa terobati dengan mempunyai uang. Aku pun bahkan terkadang terlalu mengejar dunia waktu menulis. 

Ingat Allah berpesan, dunia cukup ditanganmu jangan dihatimu. Dunia itu hanya separuh sayap nyamuk, tidak berharga bagi Allah. 

Tetapi karena kita masih hidup di dunia kita harus memikirkannya walaupun jangan terlalu.

 Aku tidak suka berlebihan dalam hal apapun. Akupun tidak ingin terlalu melampaui batas. 

Dunia tuh berat ujiannya, aku selalu bilang sama diriku, bila kamu kufur karena miskin maka kayalah berusaha menjadi kaya namun apabila kekayaan membuatmu jauh dari Allah dan menjadi kufur, lebih baik kamu miskin.

Aku ingat, kita sekeluarga pernah makan usus ayam panjang yang diisi putih telur lalu direbus untuk direndang ketika lebaran, walaupun abahku pelaut, kita tidak selalu menerima telegram yang datang setiap bulannya.

Dan apa, Mamakku ikhlas walupun garis sedih di wajahnya sangat terlihat jelas

Aku bilang sama temanku, bukan yang penting yang salah siapa dan yang menang siapa? Tetapi siapa yang tidak meninggalkan, itu namanya keluarga!

Aku berjanji pada diriku apabila nanti punya suami kelak, aku lebih baik berpuasa daripada harus makan dari sumber nafkah yang tidak disukai Allah alias haram.

Aku ingat abahku pernah bilang, waktu mamaku khawatir, saat adik-adikku belum pulang ke rumah hingga malam, mamaku khawatir dan minta tong dicariin, abahku bilang, insyaAllah mereka dijaga Allah dimanapun berada karena apa, karena abahku tidak pernah mencari makan buat anak-anaknya dengan harta haram.

Walaupun kita susah, ujian datang silih berganti, kesulitan ekonomi, dan terkadang yang mereka saling bertengkar adalah hal-hal remeh (ini yg membuat aku paling kesal), alhamdulillahnya mereka tidak saling meninggalkan karena sebuah kesalahan yang sebenarnya masih bisa diperbaiki. 

Merasa tidak dicintai lagi, tidak disayang bahkan tidak diprioritaskan kepentingannya dalam mengambil keputusan, itu membuat teman-temanku merasa tidak berharga.

Bahkan terkadang mereka merasa bukan saatnya untuk sedih. Itu salahnya, kita butuh tahu bawa kita sedang sedih dan rasakan, ekspresikan, luapkan bila perlu hingga reda. 

Jangan disimpan yang mengganjal, apalagi kamu bawa dihari-harimu, atas terasa sangat berat.

Namun ternyata mereka hanya butuh pengalihan. 

Yaah, apapun caranya bila membuat bertahan silahkan, tapi ingat selalu ada konsekuensinya. 

Perasaan kita sebelum menikah ataupun sudah menikah itu penting, bahagia jug penting, tapi yang harus kita tahu banyak cara untuk bahagia, tanpa harus kita mengjancurkan yang sudah ada. 

Jangan salahkan karena perjodohan, karena dirimu juga mengambil keputusan untuk ikut hanyut didalamnya. 

Jangan berpikir untuk tenggelam saat kamu mampu mencapai tepian. 

Terkadang untuk melakukan sesuatu, aku selalu percaya dengan kata-kata yang aku tulis. 

Apabila kamu mengambil kemudahan saat ini, kamu akan kesulitan nantinya namun apabila kamu terlalu sulit kali ini, maka akan ada kemudahan kedepannya. 

Innama'al Usri Yusro, bersama kesulitan akan ada kemudahan, bersama yaa, bukan di depan atau bukan dibelakang. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

  BENCI Siapa kau? Beraninya membenci manusia yang sama hinanya dengan dirimu Siapa kau yang masih menginjak tanah merasa sedang menjunj...