Si Pembuka Hati ......
Kau yang
telah diizinkan Tuhan
Untuk membuka hatiku kembali
Setelah sekian lama aku menutupnya rapat-rapat
Kau datang dengan
izinnya tanpa pemahamanku tentangmu
Kau hadir dengan membuka pikirku
Siapa kamu?????
Waktu itu aku tidak tertarik pada sosok apapun
Karena hatiku seakan tandus
Apa yang bisa aku tawarkan selain kekeringan?
Mungkin kau bertanya,
Seperti apakah aku?
Hingga terlalu angkuh untuk saling mengenal
Bukannya kau tak menarik
Tapi sekali lagi aku tak berniat
Menawarkan rasa apapun kepadamu
Karena tinggal sisa-sisa kesedihan didalamnya
Siapa kamu?
Dengan teganya aku beri sisa kesedihanku
Ternyata kau seperti Satria baja hitamku
Kataro Miamiku....
Pahlawan ku sewaktu kecil
Yang selalu aku rindukan
Di setiap minggu pagiku...
Kau memiliki tenaga super, hingga kau bukan
Hanya memberantas monster tapi memberikan
Sisa kekuatanmu untukku...
Mungkin kau tak pernah terpikir
Seperti apa dirimu dalam pikirmu...
Bila kau mengenalku pasti kau akan bilang
Aku wanita aneh
yang pernah kau kenal....
Tapi sepertinya aku sangat jelas mengenalmu
Walaupun kita belum pernah saling bertemu..
Yang kutahu tentangmu....
Bahkan kau tidak pernah membedakan setiap orang
Aku tahu karena kau berilmu...
Kau mengerti Tuhan lah yang lebih tahu mengapa Dia
Menciptakan perbedaan pada setiap orang
Kau tidak mempersalahkan kecantikan fisik
Mungkinkah???
Karena kau berasal dari “mars” (laki-laki)
Aku tak mempercayainya
Aku banyak bertemu “mars” lainnya...
Mereka menyukai keindahan dan kecantikan
Mana mungkin kau tidak menyukai yang cantik...
Aku tak mau menyalahkanmu
Karena kodratnya Mars menyukai Venus (Cewek) yang
Menarik hatinya...
Namun semuanya kembali lagi kepada pilihanmu....
Cantik bisa dilihat dari berbagi segi...
Aku tak berani menawarkan kecantikan kepadamu
Karena aku pikir, kecantikan itu harus dimulai dari
dalam hati
Sendiri, dengan menjadi cantik dalam bersikap
Mungkin akan terpancar kecantikannya...
Aku bahkan tak berani bilang hatiku cantik
Hati tempatnya tempat segala rasa...
Banyak rasa dalamnya
Namun yang harus selalu kau ingat
Hati juga selalu ber-Re-Generasi kembali...
Hatiku yang kotor mungkin aku membuang kembali
Racun-racun iri dan dengki, buruk sangka hingga
putus asa...
Aku hanya bisa bilang aku sedang memperbaiki hatiku...
Tanpa bisa menjanjikan hati yang bersih padamu
Aku tahu kamu cowok yang baik, pekerja keras, dan
selalu memegang
Nilai teguh agama dan berbuat baik pada sesama
(Koq seperti gambaran pelajaran ppkn ya)
Siapa yang mampu menolak dirimu
Wanita mana yang tidak ingin bersamamu
Dengan sikap yang mudah menularkan kebaikan
(Semoga dan selalu ya,,,)
Namun sekali lagi aku tak mampu bersaing untuk itu
Tak ada yang bisa aku tawarkan kepadamu
Selain hati yang pernah merasakan luka, jiwa yang terkadang diterpa
Oleh kisah yang tak hanya bahagia....
Tak ada yang bisa aku berikan selain sebuah doa
kebaikan
Untukmu...karena kehadiran mu yang memang sudah
sengaja
Tuhan atur untukku sebagai pembuka hatiku
Dengan mengenalmu, aku merasa tidak menjadi orang yang bodoh
Karena telah merasakan cinta sendirian...
Yang memang sengaja aku pendam sendiri
Tak ingin kuberitahukan kepadanya...
Dengan mengenalmu, aku tahu mungkin dia pernah
Menceritakan sedikit tentangku padamu
(Apapun ceritanya tentangku padamu...aku tak peduli bahkan
Aku tidak ingin mengetahuinya)
Apapun ceritanya mungkin memang Tuhan sudah
bermaksud
Mengenalkanmu padaku...
Entah apapun niatmu untuk mengenalku, akupun tidak ingin tahu...
Karena biarkan niat itu hanya diketahui oleh hatimu
dan Yang
Maha Mengetahui...
Pada dasarnya aku tidak ingin menuduh niat seseorang
Apapun itu...
Akupun tidak bisa berpikir positif karena aku harus
waspada
Malah aku sempat berburuk sangka padamu
Padahal jelas-jelas kau sudah mampu membuka
hatiku kembali
Untuk bisa melihat dunia, masih seindah biasanya....
Daun yang gugur bahkan mengering,
Bukan tidak akan bisa menghiasi pepohonan lagi
Semua masih pada tempatnya tak ada yang berubah
kecuali untuk yang lebih baik. Tumbuh, berkembang, gugur, hilang, tumbuh lagi,
berkembang lagi, gugur lagi, dan hilang,
kemudian tumbuh lagi, begitu seterusnya.......
Maaf ya, aku
terlalu mengaitkanmu
Dengan seseorang yang lama tersimpan
Dari masa lalu..
Karena aku tak bisa mengenalmu tanpa
Harus mengenalnya lebih dahulu...
Dan mungkin Tuhan sudah mengatur juga tentang semua
itu...
Dan sekarang kau yang diizinkan pembuka hatiku...
Aku hanya ingin berterima kasih padamu, kepada Allah
Swt
Terutama....
Karena masih memberi petunjuk kepadaku
Bahwa aku bisa mencintai lagi..
tanpa harus membenci Cinta yang pernah hadir dalam hatiku...
Aku masih bisa merasakan ada seseorang yang bahkan
Bukan dari keluargaku, sahabatku, temanku yang
Masih peduli padaku...
Sepertinya aku terlalu berani untuk memintamu
Sebagai harapanku...
Tuhan, aku tidak berani meminta yang bukan menjadi
milikku
Hanya Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tak
pernah tahu
Tapi hatiku tiba-tiba merasakan berbeda, namun pikirku merujuk ke logika...
Ya, logikanya, aku dan kamu sangat berbeda....
Seperti ini saja aku sudah merasa senang....
Karena aku tak bisa membalas nya, semoga Engkau
Membalasnya dengan kebaikan pada dirinya,
orang-orang disekitarnya,
Orang-orang yang dia sayang dan menyayanginya...
Sepertinya aku bisa memahami “Cinta tak harus
memiliki”
Kahlil Gibran, aku berdebat keras dengan temanku
tentang hal ini.
“Ada beberapa cinta yang memang tak harus dimiliki,
suatu saat kau akan mengerti”
Ucap temanku
“Seperti apa?” balasku “Bukankah sifat dasar cinta adalah ingin memilikinya,
memiliki senyumannya, tatapannya, bahkan dirinya seutuhnya” Balasku tanpa ampun
“Itu jika diikuti dengan nafsu (Tanpa memikirkan
perasaannya), obsesi (yang tanpa juntrungan mengidolakan diatas segala-segalanya)”
“Bukanku Cinta memang seperti itu, memberi tapi
mengharap penerimaan, berkorban tapi selalu membanggakannya, merelakan tapi
terus diungkapkan”
“Itu cinta yang tidak pernah mengenal artinya, cinta
tidak seegois itu. Cinta itu berkompromi, tanpa saling membenarkan, cinta itu
memahami bukannya menuduhkan,cinta itu mengerti tanpa harus menyakiti, cinta
itu saling percaya dan menjaga. Memang cinta sulit diungkapkan tapi secara
sadar atau tidak sikap kita mengungkapkannya, perhatian kita, rasa peduli kita,
bahkan cinta itu merelakan tanpa mengharapkan apapun, kebahagiannya kebahagian
kita, sedihnya sedih kita, sakitnya sakit kita, semua rasanya bisa kita
rasakan”
“Terus bila kita berhasil mengikhlaskannya dengan
yang lain, kita harus mencintai yang seperti apa? Sosok bagaimana yang akan
mencintai kita”
“Yang seperti kita juga. yang telah ikhlas menerima,
merelakan hingga merasakan bahagia orang lain...”
“Oke, setelah aku paham akan cinta seperti itu, akan
ku ceritakan kembali padamu” Ucapku menganggap kata-katanya hanya hiasan kata
demi kata dalam novel bukan kehidupan
nyata.
Dan ternyata aku sedikit paham karya kahlil Gibran “Biarkan
aku mencintaimu, seperti Kayu yang dimakan api hingga menjadikannya Abu”
Ya, hilang, pengorbanan dan tak dapat apa-apa...
Bukan cinta seperti itu yang aku harapkan...
yang bisa membuatku tertawa, tapi kenyataannya
kebahagianmu sudah membuatku tertawa, Yang bisa menghiasi senyumku, tapi
kenyataannya, tak ada yang bisa kusenyumi selain keberhasilan dari mimpimu,
yang mampu menghilangkan gundahku, kenyataanya kesehatanmu dan keselamatanmu
yang menjadi penawar resahku.
Aku harus sadar, bukan hanya cinta yang dapat
menyatukan dua jiwa, tapi kerelaan, rasa ikhlas menerima apa adanya (Tanpa
membenci kekurangannya dan tersingkir oleh kelebihannya), rasa menjaga (dari
hati yang selalu di racuni oleh keinginan-keinginan yang belum tentu membawa
mamfaat), rasa menghormati (menghargai setiap hal-hal baik darinya dan tidak
menggurui setiap hal salah yang dilakukannya).
Harusnya aku tetap menganggapnya seperti Satria Baja
Hitamku saja, Tanpa pernah mengharapkannya
menjadi apapun.
Tuhan Maafkan aku, atas harapanku ketika memintanya,
sekarang aku hanya ingin minta agar Engkau mudahkan dia dalam hal yang dia
inginkan (Karier dan Cintanya).
Aku harus menganggap dia sebagai Satria Baja Hitamku
saja, biar aku tidak mempunyai harapan
lebih padanya. Lagi-lagi, aku tak ingin mengulang rasa sakit yang sama. Dan tak
berani memimpikan rasa indah dengannya. Aku hanya bisa menulisnya. Agar suatu
saat nanti bila kita ditakdirkan bertemu kembali untuk menjadi sahabat baik. Aku
pernah punya “Satria Baja Hitam” dalam hidupku.
Aku tak ingin membebani satria baja hitamku, dengan
yang lainnya. Karena dia seorang satria baja hitam dan seorang Pahlawan ku. Jadi
akan mengingatnya sebagai Satria Baja Hitamku saja
Tapi terima kasih ya, atas berbagai rasa yang pernah
di ukirnya dalam hatiku, atas pemahaman yang sebenarnya mungkin aku salah
tentangnya. Atas campur aduk rasa yang musti bagaimana aku mengakuinya. Terima
kasih Satria Baja Hitamku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar