Minggu, 17 Agustus 2014

Kita memang tidak bisa menjadi penghapus, untuk menghapus masa lalu, tapi kita bisa jadi pensil untuk mengukir kenangan indah mulai hari ini.



Hy Blogy....
Mau cerita, tapi sebelumnya apa kabar, Blogy???
Mudah-mudahan masih baik-baik aja ya, nampung curhatan gue...hehehee
^^
Blogy, gini ya, kenapa sih, kita itu selalu dihubung-hubungkan dengan mantan. Mantan nikah, katanya kita yang ditinggal nikah. Mantan putus dan berkomunikasi lagi, dibilang mau balikan, mantan sakit dan kita Cuma kasih kata “Cepat sembuh” Katanya ngasih harapan...
Aduhhhhhh....Pusinggggg...!!!!
Bloy...gue mau cerita, selama ini gue banyak kenal sama orang, cowok dan cewek bahkan gue punya sahabat cowok dan punya sahabat cewek. Selain Dwi, Jonathan, biasa gue panggil Iyon dan Ilham yang biasa gue panggil kambing.
Dan masih banyak teman gue baik cewek maupun cowok.dan terkadang teman cowok gue, suka menganggap gue cowok, begitu juga sama Iyon dan Kambing, gue enggak pernah tuh diperlakukan cewek sama mereka berdua, Walaupun dandanan gue udah mirip ondel-ondel Ancol alias Menor.
Nah, dulu waktu gue kerja di DB, gue juga punya genk dan sahabat. Kita berempat. Dua cewek dan dua cowok. Kita sebut aja nama si A dan si B. Si Ayam dan si Bebek. Nah teman gue yang cewek suka sama si Ayam, jadi dia minta tolong gue dan bebek untuk berusaha mendekatkan dia dengan Ayam.
Kita atur deh tuh skenario, untuk mereka bisa jalan berdua yang tadinya kita berempat. Nah otomatis tinggal gue dan bebek dong, yaudah kita berdua juga jalan-jalan. Akhirnya kita dekat dengan alasan untuk menjodohkan mereka.
Mungkin...Mungkin ya, bebek jadi punya perasaan sama gue. Tapi namanya gue, yang temannya banyak, jadi gue enggak merasa, itupun gue tahu karena si bebek bilang sendiri. Nah gue bingung dong, waktu itu kejadiannya, gue lagi naksir-naksirnya sama kuning. Jadi kalo gue lagi naksir orang, gue suka enggak bisa,  merasakan perasaan orang lain walaupun itu untuk gue (Nah ini bodohnya gue)
Gue bilang sama bebek “Mungkin, loe suka gue Cuma karena kita dekat, kali, jadi bukan karena cinta” Gue mencoba ngeles kayak tukang bajaj lagi ngepot.
“Masa sih” Bebek mikir
“Iya, coba lama-lama juga perasaan loe, kegue akan hilang dengan sendirinya” Ucap gue. Oke, akhirnya kita masih bersahabat.
Nah,ternyata si Ayam juga nolak teman gue, alasannya dia mau fokus kerja, gila ya sih ayam ngasih alasan kayak gitu. Kita semua tergabung dalam kerja Cleaning service (Si ayam mau fokus nyapu, fokus ngepel, fokus bersihin kaca, gituuu), Si Ayam kalo ngasih alasan pinteran dikit keq.
Akhirnya kita tergabung dalam satu genk. Kita habiskan sabtu minggu kita jalan-jalan sebagai sahabat, walaupun ada rona-rona beda diwajah teman gue yang cewek, dan tanpa sadar si bebek juga kayak gitu kali ya....
Sampai Akhirnya, gue dapat pekerjaan baru, Dan gue meninggalkan ketiga sahabat gue di DB.
Dan enggak lama kemudian gue dengar si Ayam juga balik kekampung halamannya, Bebek dan teman gue yang cewek di mutasi ke Area berbeda. Kita terpisah.
Dan Setelah keluar dari sana, bebek makin sering sms gue dan terkadang nelpon, hanya untuk menanyakan kabar gue, apalagi dia tahu, gue enggak punya pacar.  Kita makin akrab. Terkadang dia mengajak gue kerumah temen gue yang cewek,untuk sekedar seru-seruan kayak dulu.  
Dua tahun dekat sebagai sahabat, dan setelah berpisah beberapa bulan, dia masih enggak kapok juga menyatakan perasaannya.
^^
“Kayaknya udah berapa kali ya, gue menyatakan perasaan gue sama loe?” Tanya dia sambil makan mie ayam gerobak pinggir jalan (Ini kesamaan yang kita punya, hobi banget makan mie ayam selain bakso malang)
Pengen banget dijawab (“Elo aja gak ingat udah ngomong itu berapa kali, apalagi gue, sampai pusing, gue)
“Empat kali, ya?” Gue ngira-ngira aja
“Kayaknya lebih deh, poy...” Dia manggil gue epoy..
“Makanya, emangnya loe enggak cape ngomong gitu terus, dari dulu sampai sekarang. Ditelepon, di sms, bahkan sampai kita ketemu, masih aja ngomong kayak gitu, apa enggak ada topik lain?”
“Enggak, sampe loe mau membuka hati loe buat gue”
(duhhh...loe harusnya mengerti, gue  aja lagi galau sama orang yang gue suka (Waktu itu kuning), tapi gak tau apa dia suka atau enggak, atau sudah nikah, atau lagi sakit, atau lagi sedih tuh orang..Gue juga mau ngilangin perasaan ini dan belajar untuk memahami  perasaan orang lain, tapi belum bisa. gue aja enggak ngerti sama  perasaan  gue dan loe minta gue untuk membuka hati lagi. Bukankah hati itu tempatnya untuk satu orang,  ini aja belum keluar, loe minta dimasukin kedalam hati gue. Mana bisa????)
“Gue juga sayang sama loe, dengan kebersamaan kita, tapi hanya sebagai sahabat, aja” Ucap gue. Mungkin Ini menyakitkan buat dia, tapi mau gimana lagi.
“Gue ngomong gini, hanya ingin loe tahu aja, loe enggak  harus mikirin dan ngejawab ya atau tidak” Ucapnya lagi
“Jadi ini Cuma per nyataan? Bukan pertanyaan?” Tanya gue dan dia ngangguk
(Bego kan, gue cowok sebaik ini masih aja dicuekin)
Gue punya banyak teman cowok, dekat sama teman cowok, tapi hanya ada 3 orang doang yang memang gue Iyakan, dan kita berusaha untuk saling mengenal lebih jauh. Merah, waktu Smp (Cinta monyet, adik kelas ke kakak kelas), Hijau  (anak Olala) dan terakhir si Bebek ini.
Bebek juga ikut andil dalam putusnya gue sama hijau. Padahal gue lebih milih hijau, daripada bebek yang kata teman-teman gue gantengan bebek. Namanya juga cinta memang punya mata, cinta kan hanya punya rasa, hehhehe (Sok puitissss...)
Hingga akhirnya si bebek sering jemput gue, dan enggak minta bayaran (Ya,iya, dia bukan tukang ojek). Ngajak makan bakso malang (Apalagi ini, enggak bisa nolak gue, hehehe)
“Bagaimana kalau kita coba dulu, setelah itu baru deh loe putusin mau lanjut atau tidak?” Aduhhh....perasaan koq di coba-coba. “Loe single dan gue single...? Kenapa gak kita pahami dulu perasaan kita?” Mungkin saat itu gue mulai kasihan sama bebek atau gue mulai menyerah menunggu orang yang gue suka?
“Oke...” Entah kerasukan apa gue. Gue enggak pernah mau mainin perasaan orang lain tapi gue sedang terjebak didalamnya.  
^^
Hingga akhirnya, dia mulai jemput gue setiap pulang kerja, dan gue kenalin dia sebagai pacar keteman-teman spg gue. namun setiap jalan sama bebek, gue biasa aja, seperti kita jalan dulu, sebagai sahabat satu genk.
Kata orang “Cinta bisa datang dengan sendirinya, tapi mengapa hati gue enggak bergetar setiap jalan sama bebek. Gimana ini???? Apa gue masih suka sama yang dulu?
Hingga akhirnya dia satu-satunya cowok yang gue bawa kerumah, gimana enggak? Pas nganterin gue sampai depan gang, dia bilang kebelet pipis, dan akhirnya pipis dirumah gue. Tapi gue kenalin dia sebagai teman, sama kayak kambing dan iyon.
Nyokap mulai suka, katanya anak baik dan gue yang belum bisa terima. Kalau bokap sih, nyerahin semuanya sama gue.
Keesokan harinya bebek nanya,pendapat keluarga gue, yah, gue bilang biasa aja. Eh si bebek nanya lagi. “gimana ya, caranya jadi menantu Abah Udin (Bokap gue)?”
“Gampang koq, yang penting jalanin sholat 5 waktu?”Kata gue,padahal bokap gue, enggak pernah bilang kayak gitu, semua terserah anak-anaknya.
“Wah, susah tuh poy” Jawabnya sambil tertawa
“Apa?” gue mendelik
“Terus gimana loe mau nuntun istri, kalau suaminya jarang sholat?”
“Subuh, suka lewat, poy?” Jawabnya
“Kalau zuhur?”
“Ohh, sholat dong”
“Ashar?”
“Kalo lagi enggak sibuk?”
“Maghrib?”
“Sholat, sambil nunggu pulang kerja, coz macet?” 
“Isya?”
“Ketiduran, Poy?”
“Kalau begitu, kayaknya loe enggak lulus jadi mantu Abah Udin?”
^^
Setiap sholat jumat juga, harus di Sms dan ditelpon. Malah dia sempat komplain, “Enak ya, kalau punya pacar yang ingatin kita makan, tidur, perhatian gitu, ini sms sholat melulu?”
Ya, mungkin, gue bukan cewek romantis buat dia. Beda sama Ayam, yang selalu ngajak berjamaah, bisa bercanda dan bisa serius. Pokoknya gue lebih nyambung sama Ayam daripada sama bebek, tapi porsinya memang kita bersahabat.
Mungkin bebek agak jeolus sama Ayam, karena waktu ayam nelepon bebek dan ada gue, malah gue dan ayam telepon-teleponan bisa sampai satu jam lebih bahkan teman gue yang cewek sempat nuduh gue, nikam dia dari belakang. Susah ya, kalau begini terus,urusan jadi ribet. Padahal gue sama Ayam, pure, hanya bersahabat. (Ayam tuh kayak iyon dan kambing, bagi gue)
^^
Bebek tuh cowok pengambekan, kerjanya ngambek terus kalah gue yang cewek. Gue harus banyak ngalah sama sikapnya yang mudah curigaan. Bahkan enggak terjadi apa-apa, dia bisa ngambek. Bebek memang enggak pernah marah, Cuma kalau udah ngambek. Ampuunnn gue. kayak lagi ngomong sama patung liberty, hanya dipandangi doank namun gak dijawab. Satu kesamaan Bebek sama hijau.  
Tapi pada dasarnya, bebek baik, enggak pernah macam-macam, tapi kelamaan koq, gue merasa jahat banget sama bebek. Kita habiskan waktu bersama sekedar makan, jemput, antar dan main kerumah teman, tanpa dia tahu perasaan gue sebenarnya ke dia.
Gue tertawa setiap candaannya yang lucu, gue menjadi pendengar disetiap keluh kesahnya, dan gue selalu membuatnya semangat disetiap masalahnya, gue selalu mengingatkan agar dia tidak sakit (Karena di Jakarta, dia sendirian, keluarganya jauh di kampung) Tapi gue membohongi dia dan terlebih lagi gue membohongi hati gue.
^^
Gue ingin jujur untuk mengakhiri ini semua, tapi gue takut dia sakit hati, tapi akan lebih sakit lagi kalau dia tahu, gue hanya menganggapnya sebagai pembunuh waktu atas orang yang selalu gue tunggu yang enggak pernah datang. Akhirnya gue dapat kabar dari orang yang selama ini gue suka dan selalu gue tunggu. “Dia sudah menikah!”
Gue marah, atas waktu yang selama ini gue habiskan untuk menunggunya, bahkan selama ini gue enggak mau pacaran selain sama dia, gue enggak mau cinta sama cowok lain selain dia, bahkan selama ini gue selalu mengabaikan perasaan-perasaan orang lain ke gue. dan terakhir gue jadiin bebek sebagai pelarian atas rasa lelah gue, justru hati gue yang lelah menerimanya.
Akhirnya, gue makin enggak bisa melanjutkan perasaan gue. Perasaan gue kacau, bebek enggak perlu tahu rasa sakit gue, bebek tidak pantas buat gue sakitin atas rasa sakit gue. Mungkin bebek akan benci gue selama-lamanya, tapi kalau gue lanjutin “Gue akan benci diri gue selamanya”
^^
Ini akhir yang gue benci, kalau persahabatan harus dimulai dengan perasaan ingin memiliki. Enggak mungkin, enggak ada rasa sayang, rasa peduli dalam persahabatan, namun semua akan berubah makna bila kita menginginkan menjadi lain.
Benar, bebek memutuskan komunikasi, tidak ingin mengingat tentang gue sedikitpun. Gue rasa itu pantas untuk gue. Namun gue selalu percaya, sahabat itu akan kembali,walaupun tak ada lagi cinta disana.
^^
Setelah putus dengan bebek, dan dengar dirinya (orang yang dulu gue suka) sudah menikah. Gue janji enggak mau mencintai orang lain lagi, gue akan mencintai, orang yang mencintai gue. Gue enggak mau sakit lagi, gue enggak mau menunggu-nunggu yang tidak pasti lagi, enggak mau punya harapan pada orang lain lagi.
Tapi apakah itu bisa, sama bebek aja enggak bisa?
^^
Dan setelah agak lama, lebaran berapa kali? Gue selalu meminta maaf untuk memperbaiki hubungan, walaupun kita tidak bisa menjadi sahabat lagi, tapi setidaknya dia jangan punya benci sama gue (Karena itu juga enggak bagus buat dia)
Dia mulai mau ngomong walaupun di bantu sama Ayam. Gue terlalu malu cerita semua ini sama Ayam, tapi gue yakin Ayam tahu tentang persoalan kita, tapi didepan gue ayam seolah-olah enggak tahu apa-apa. Bebek ultah, gue ucapin dan enggak dibalas (Enggak ada niat buat balikan hanya untuk menjalin tali pertemanan aja)
Sampai akhirnya sekarang dia akan tunangan dan memberitahu gue. Jujur...Jujur ya, Blogy...dalam hati gue senang banget walaupun semua teman-teman gue bilang ini karma buat gue “Karena menyia-nyiakan rasa sayang dia ke gue”
Terserah semua mau bilang apa, justru setelah menyadari kesalahan yang pernah gue buat sama dia. Gue lebih hati-hati lagi untuk menerima seseorang. Gue enggak pacaran-pacaran bukan karena gue enggak bisa move on dari dia. Jujur kalau disuruh milih, selain kuning gue lebih memilih hijau ketimbang bebek.  Tapi Hijau sudah menikah dan katanya istrinya mirip gue (Bawah matanya ada lingkaran hitamnya) hahahha, harusnya dia lebih milih yang lebih bagus ya.
^^
Gue membalasnya positif, gue akan selalu berdoa untuk dia diberi kelancaran dalam pertunangan sampai pernikahannya. Semoga mereka bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Sepertinya sih, ceweknya baik walaupun gue hanya lihat dari fotonya saja, bukan seperti gue.
Kalau tiap jalan sama dia, dalam hati gue selalu berpikir “Wah, kalau gue ngetik, udah bisa dapat 17 halaman nih, daripada ngobrol-ngobrol enggak jelas, kayak gini”
Parahhhh, kan...?????
Mana bisa gue bisa jadi cewek yang baik untuk dia? Gue berharap setelah ini kami masih bisa bersahabat sampai tua (Mudah-mudahan selalu diberikan umur yang panjang dan keberkahan didalamnya) Aamiin...
^^
Dan sekarang yang gue tahu, bebek udah mulai rajin sholat, gue senang akan hal itu. Tapi sebenarnya bebek itu hanya malas. Waktu di Db, dia sering jadi Imam, walaupun makmumnya orang-orang kantor, bacaannya juga lumayan bener, Cuma terkadang butuh seseorang yang mengingatkan. Dan gue rasa cewek yang ini akan membuatnya jauh lebih positif (Gue selalu berharap yang baik untuknya).
^^
Kita tidak boleh membenci orang-orang yang terikat dengan kita,baik dari masa lalu, sekarang ataupun nanti. Baik yang mengukir bahagia, mengukir sedih, menaruh luka, menutup asa, bahkan membuat kita merasa bukan apa-apa.
Karena mereka sudah terikat dengan kisah kita.
Disaat kita mencari apa yang sebenarnya kita tidak ketahui, Justru saat itu, kita akan mengetahui arti dari yang kita cari.
Di saat kita mencari bahagia dengan cinta. Namun ternyata kita memperoleh luka hingga menyakiti jiwa, justru kita mengenal cinta dengan wajah berbeda.
Disaat kita memperoleh harapan dengan cinta. Namun kita mendapat kenyataan tuk melepaskan, justru kita mengenal cinta dengan penolakan yang berarti kita akan juga mendapatkan penerimaan yang lebih baik.
Disaat kita mencari separuh bagian jiwa dengan cinta. Namun kita bertemu dengan yang tak sama,  justru kita akan mengenal banyak makna yang berarti untuk bertemu dengan sepotong hati yang  tak pernah berhenti mencari,tak pernah berhenti berjuang...
^^
Cinta, Satu rasa yang dapat di rasakan dua jiwa yang berbeda. Namun jodoh, bukan hanya cinta, bukan hanya masalah dua hati terikat dengan rasa yang sama, tapi dua jiwa, dua raga yang ingin memperjuangkannya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

  BENCI Siapa kau? Beraninya membenci manusia yang sama hinanya dengan dirimu Siapa kau yang masih menginjak tanah merasa sedang menjunj...