Hy
Blogy....
Mau
cerita, tapi sebelumnya apa kabar, Blogy???
Mudah-mudahan
masih baik-baik aja ya, nampung curhatan gue...hehehee
^^
Blogy,
gini ya, kenapa sih, kita itu selalu dihubung-hubungkan dengan mantan. Mantan
nikah, katanya kita yang ditinggal nikah. Mantan putus dan berkomunikasi lagi,
dibilang mau balikan, mantan sakit dan kita Cuma kasih kata “Cepat sembuh”
Katanya ngasih harapan...
Aduhhhhhh....Pusinggggg...!!!!
Bloy...gue
mau cerita, selama ini gue banyak kenal sama orang, cowok dan cewek bahkan gue
punya sahabat cowok dan punya sahabat cewek. Selain Dwi, Jonathan, biasa gue
panggil Iyon dan Ilham yang biasa gue panggil kambing.
Dan
masih banyak teman gue baik cewek maupun cowok.dan terkadang teman cowok gue,
suka menganggap gue cowok, begitu juga sama Iyon dan Kambing, gue enggak pernah
tuh diperlakukan cewek sama mereka berdua, Walaupun dandanan gue udah mirip
ondel-ondel Ancol alias Menor.
Nah,
dulu waktu gue kerja di DB, gue juga punya genk dan sahabat. Kita berempat. Dua
cewek dan dua cowok. Kita sebut aja nama si A dan si B. Si Ayam dan si Bebek.
Nah teman gue yang cewek suka sama si Ayam, jadi dia minta tolong gue dan bebek
untuk berusaha mendekatkan dia dengan Ayam.
Kita
atur deh tuh skenario, untuk mereka bisa jalan berdua yang tadinya kita
berempat. Nah otomatis tinggal gue dan bebek dong, yaudah kita berdua juga
jalan-jalan. Akhirnya kita dekat dengan alasan untuk menjodohkan mereka.
Mungkin...Mungkin
ya, bebek jadi punya perasaan sama gue. Tapi namanya gue, yang temannya banyak,
jadi gue enggak merasa, itupun gue tahu karena si bebek bilang sendiri. Nah gue
bingung dong, waktu itu kejadiannya, gue lagi naksir-naksirnya sama kuning.
Jadi kalo gue lagi naksir orang, gue suka enggak bisa, merasakan perasaan orang lain walaupun itu
untuk gue (Nah ini bodohnya gue)
Gue
bilang sama bebek “Mungkin, loe suka gue Cuma karena kita dekat, kali, jadi
bukan karena cinta” Gue mencoba ngeles kayak tukang bajaj lagi ngepot.
“Masa
sih” Bebek mikir
“Iya,
coba lama-lama juga perasaan loe, kegue akan hilang dengan sendirinya” Ucap gue.
Oke, akhirnya kita masih bersahabat.
Nah,ternyata
si Ayam juga nolak teman gue, alasannya dia mau fokus kerja, gila ya sih ayam
ngasih alasan kayak gitu. Kita semua tergabung dalam kerja Cleaning service (Si
ayam mau fokus nyapu, fokus ngepel, fokus bersihin kaca, gituuu), Si Ayam kalo
ngasih alasan pinteran dikit keq.
Akhirnya
kita tergabung dalam satu genk. Kita habiskan sabtu minggu kita jalan-jalan
sebagai sahabat, walaupun ada rona-rona beda diwajah teman gue yang cewek, dan
tanpa sadar si bebek juga kayak gitu kali ya....
Sampai
Akhirnya, gue dapat pekerjaan baru, Dan gue meninggalkan ketiga sahabat gue di
DB.
Dan
enggak lama kemudian gue dengar si Ayam juga balik kekampung halamannya, Bebek
dan teman gue yang cewek di mutasi ke Area berbeda. Kita terpisah.
Dan
Setelah keluar dari sana, bebek makin sering sms gue dan terkadang nelpon,
hanya untuk menanyakan kabar gue, apalagi dia tahu, gue enggak punya pacar. Kita makin akrab. Terkadang dia mengajak gue
kerumah temen gue yang cewek,untuk sekedar seru-seruan kayak dulu.
Dua
tahun dekat sebagai sahabat, dan setelah berpisah beberapa bulan, dia masih
enggak kapok juga menyatakan perasaannya.
^^
“Kayaknya
udah berapa kali ya, gue menyatakan perasaan gue sama loe?” Tanya dia sambil
makan mie ayam gerobak pinggir jalan (Ini kesamaan yang kita punya, hobi banget
makan mie ayam selain bakso malang)
Pengen
banget dijawab (“Elo aja gak ingat udah
ngomong itu berapa kali, apalagi gue, sampai pusing, gue)
“Empat
kali, ya?” Gue ngira-ngira aja
“Kayaknya
lebih deh, poy...” Dia manggil gue epoy..
“Makanya,
emangnya loe enggak cape ngomong gitu terus, dari dulu sampai sekarang. Ditelepon,
di sms, bahkan sampai kita ketemu, masih aja ngomong kayak gitu, apa enggak ada
topik lain?”
“Enggak,
sampe loe mau membuka hati loe buat gue”
(duhhh...loe harusnya mengerti,
gue aja lagi galau sama orang yang gue
suka (Waktu itu kuning), tapi gak tau apa dia suka atau enggak, atau sudah
nikah, atau lagi sakit, atau lagi sedih tuh orang..Gue juga mau ngilangin
perasaan ini dan belajar untuk memahami perasaan
orang lain, tapi belum bisa. gue aja enggak ngerti sama perasaan
gue dan loe minta gue untuk membuka hati lagi. Bukankah hati itu
tempatnya untuk satu orang, ini aja
belum keluar, loe minta dimasukin kedalam hati gue. Mana bisa????)
“Gue
juga sayang sama loe, dengan kebersamaan kita, tapi hanya sebagai sahabat, aja”
Ucap gue. Mungkin Ini menyakitkan buat dia, tapi mau gimana lagi.
“Gue
ngomong gini, hanya ingin loe tahu aja, loe enggak harus mikirin dan ngejawab ya atau tidak”
Ucapnya lagi
“Jadi
ini Cuma per nyataan? Bukan pertanyaan?” Tanya gue dan dia ngangguk
(Bego
kan, gue cowok sebaik ini masih aja dicuekin)
Gue
punya banyak teman cowok, dekat sama teman cowok, tapi hanya ada 3 orang doang
yang memang gue Iyakan, dan kita berusaha untuk saling mengenal lebih jauh. Merah,
waktu Smp (Cinta monyet, adik kelas ke kakak kelas), Hijau (anak Olala) dan terakhir si Bebek ini.
Bebek
juga ikut andil dalam putusnya gue sama hijau. Padahal gue lebih milih hijau,
daripada bebek yang kata teman-teman gue gantengan bebek. Namanya juga cinta
memang punya mata, cinta kan hanya punya rasa, hehhehe (Sok puitissss...)
Hingga
akhirnya si bebek sering jemput gue, dan enggak minta bayaran (Ya,iya, dia
bukan tukang ojek). Ngajak makan bakso malang (Apalagi ini, enggak bisa nolak
gue, hehehe)
“Bagaimana
kalau kita coba dulu, setelah itu baru deh loe putusin mau lanjut atau tidak?”
Aduhhh....perasaan koq di coba-coba. “Loe single dan gue single...? Kenapa gak
kita pahami dulu perasaan kita?” Mungkin saat itu gue mulai kasihan sama bebek
atau gue mulai menyerah menunggu orang yang gue suka?
“Oke...”
Entah kerasukan apa gue. Gue enggak pernah mau mainin perasaan orang lain tapi
gue sedang terjebak didalamnya.
^^
Hingga
akhirnya, dia mulai jemput gue setiap pulang kerja, dan gue kenalin dia sebagai
pacar keteman-teman spg gue. namun setiap jalan sama bebek, gue biasa aja,
seperti kita jalan dulu, sebagai sahabat satu genk.
Kata
orang “Cinta bisa datang dengan sendirinya, tapi mengapa hati gue enggak
bergetar setiap jalan sama bebek. Gimana ini???? Apa gue masih suka sama yang
dulu?
Hingga
akhirnya dia satu-satunya cowok yang gue bawa kerumah, gimana enggak? Pas
nganterin gue sampai depan gang, dia bilang kebelet pipis, dan akhirnya pipis
dirumah gue. Tapi gue kenalin dia sebagai teman, sama kayak kambing dan iyon.
Nyokap
mulai suka, katanya anak baik dan gue yang belum bisa terima. Kalau bokap sih,
nyerahin semuanya sama gue.
Keesokan
harinya bebek nanya,pendapat keluarga gue, yah, gue bilang biasa aja. Eh si
bebek nanya lagi. “gimana ya, caranya jadi menantu Abah Udin (Bokap gue)?”
“Gampang
koq, yang penting jalanin sholat 5 waktu?”Kata gue,padahal bokap gue, enggak
pernah bilang kayak gitu, semua terserah anak-anaknya.
“Wah,
susah tuh poy” Jawabnya sambil tertawa
“Apa?”
gue mendelik
“Terus
gimana loe mau nuntun istri, kalau suaminya jarang sholat?”
“Subuh,
suka lewat, poy?” Jawabnya
“Kalau
zuhur?”
“Ohh,
sholat dong”
“Ashar?”
“Kalo
lagi enggak sibuk?”
“Maghrib?”
“Sholat,
sambil nunggu pulang kerja, coz macet?”
“Isya?”
“Ketiduran,
Poy?”
“Kalau begitu,
kayaknya loe enggak lulus jadi mantu Abah Udin?”
^^
Setiap
sholat jumat juga, harus di Sms dan ditelpon. Malah dia sempat komplain, “Enak
ya, kalau punya pacar yang ingatin kita makan, tidur, perhatian gitu, ini sms
sholat melulu?”
Ya,
mungkin, gue bukan cewek romantis buat dia. Beda sama Ayam, yang selalu ngajak
berjamaah, bisa bercanda dan bisa serius. Pokoknya gue lebih nyambung sama Ayam
daripada sama bebek, tapi porsinya memang kita bersahabat.
Mungkin
bebek agak jeolus sama Ayam, karena waktu ayam nelepon bebek dan ada gue, malah
gue dan ayam telepon-teleponan bisa sampai satu jam lebih bahkan teman gue yang
cewek sempat nuduh gue, nikam dia dari belakang. Susah ya, kalau begini
terus,urusan jadi ribet. Padahal gue sama Ayam, pure, hanya bersahabat. (Ayam
tuh kayak iyon dan kambing, bagi gue)
^^
Bebek
tuh cowok pengambekan, kerjanya ngambek terus kalah gue yang cewek. Gue harus
banyak ngalah sama sikapnya yang mudah curigaan. Bahkan enggak terjadi apa-apa,
dia bisa ngambek. Bebek memang enggak pernah marah, Cuma kalau udah ngambek.
Ampuunnn gue. kayak lagi ngomong sama patung liberty, hanya dipandangi doank
namun gak dijawab. Satu kesamaan Bebek sama hijau.
Tapi
pada dasarnya, bebek baik, enggak pernah macam-macam, tapi kelamaan koq, gue
merasa jahat banget sama bebek. Kita habiskan waktu bersama sekedar makan,
jemput, antar dan main kerumah teman, tanpa dia tahu perasaan gue sebenarnya ke
dia.
Gue
tertawa setiap candaannya yang lucu, gue menjadi pendengar disetiap keluh
kesahnya, dan gue selalu membuatnya semangat disetiap masalahnya, gue selalu
mengingatkan agar dia tidak sakit (Karena di Jakarta, dia sendirian,
keluarganya jauh di kampung) Tapi gue membohongi dia dan terlebih lagi gue membohongi
hati gue.
^^
Gue
ingin jujur untuk mengakhiri ini semua, tapi gue takut dia sakit hati, tapi
akan lebih sakit lagi kalau dia tahu, gue hanya menganggapnya sebagai pembunuh
waktu atas orang yang selalu gue tunggu yang enggak pernah datang. Akhirnya gue
dapat kabar dari orang yang selama ini gue suka dan selalu gue tunggu. “Dia
sudah menikah!”
Gue
marah, atas waktu yang selama ini gue habiskan untuk menunggunya, bahkan selama
ini gue enggak mau pacaran selain sama dia, gue enggak mau cinta sama cowok
lain selain dia, bahkan selama ini gue selalu mengabaikan perasaan-perasaan
orang lain ke gue. dan terakhir gue jadiin bebek sebagai pelarian atas rasa
lelah gue, justru hati gue yang lelah menerimanya.
Akhirnya,
gue makin enggak bisa melanjutkan perasaan gue. Perasaan gue kacau, bebek
enggak perlu tahu rasa sakit gue, bebek tidak pantas buat gue sakitin atas rasa
sakit gue. Mungkin bebek akan benci gue selama-lamanya, tapi kalau gue lanjutin
“Gue akan benci diri gue selamanya”
^^
Ini
akhir yang gue benci, kalau persahabatan harus dimulai dengan perasaan ingin
memiliki. Enggak mungkin, enggak ada rasa sayang, rasa peduli dalam
persahabatan, namun semua akan berubah makna bila kita menginginkan menjadi
lain.
Benar,
bebek memutuskan komunikasi, tidak ingin mengingat tentang gue sedikitpun. Gue
rasa itu pantas untuk gue. Namun gue selalu percaya, sahabat itu akan
kembali,walaupun tak ada lagi cinta disana.
^^
Setelah
putus dengan bebek, dan dengar dirinya (orang yang dulu gue suka) sudah menikah.
Gue janji enggak mau mencintai orang lain lagi, gue akan mencintai, orang yang
mencintai gue. Gue enggak mau sakit lagi, gue enggak mau menunggu-nunggu yang
tidak pasti lagi, enggak mau punya harapan pada orang lain lagi.
Tapi apakah
itu bisa, sama bebek aja enggak bisa?
^^
Dan
setelah agak lama, lebaran berapa kali? Gue selalu meminta maaf untuk memperbaiki
hubungan, walaupun kita tidak bisa menjadi sahabat lagi, tapi setidaknya dia
jangan punya benci sama gue (Karena itu juga enggak bagus buat dia)
Dia
mulai mau ngomong walaupun di bantu sama Ayam. Gue terlalu malu cerita semua
ini sama Ayam, tapi gue yakin Ayam tahu tentang persoalan kita, tapi didepan
gue ayam seolah-olah enggak tahu apa-apa. Bebek ultah, gue ucapin dan enggak
dibalas (Enggak ada niat buat balikan hanya untuk menjalin tali pertemanan aja)
Sampai
akhirnya sekarang dia akan tunangan dan memberitahu gue. Jujur...Jujur ya,
Blogy...dalam hati gue senang banget walaupun semua teman-teman gue bilang ini
karma buat gue “Karena menyia-nyiakan rasa sayang dia ke gue”
Terserah
semua mau bilang apa, justru setelah menyadari kesalahan yang pernah gue buat
sama dia. Gue lebih hati-hati lagi untuk menerima seseorang. Gue enggak
pacaran-pacaran bukan karena gue enggak bisa move on dari dia. Jujur kalau
disuruh milih, selain kuning gue lebih memilih hijau ketimbang bebek. Tapi Hijau sudah menikah dan katanya istrinya
mirip gue (Bawah matanya ada lingkaran hitamnya) hahahha, harusnya dia lebih
milih yang lebih bagus ya.
^^
Gue membalasnya
positif, gue akan selalu berdoa untuk dia diberi kelancaran dalam pertunangan
sampai pernikahannya. Semoga mereka bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah
dan warohmah. Sepertinya sih, ceweknya baik walaupun gue hanya lihat dari
fotonya saja, bukan seperti gue.
Kalau
tiap jalan sama dia, dalam hati gue selalu berpikir “Wah, kalau gue ngetik, udah bisa dapat 17 halaman nih, daripada
ngobrol-ngobrol enggak jelas, kayak gini”
Parahhhh,
kan...?????
Mana
bisa gue bisa jadi cewek yang baik untuk dia? Gue berharap setelah ini kami
masih bisa bersahabat sampai tua (Mudah-mudahan selalu diberikan umur yang
panjang dan keberkahan didalamnya) Aamiin...
^^
Dan
sekarang yang gue tahu, bebek udah mulai rajin sholat, gue senang akan hal itu.
Tapi sebenarnya bebek itu hanya malas. Waktu di Db, dia sering jadi Imam,
walaupun makmumnya orang-orang kantor, bacaannya juga lumayan bener, Cuma terkadang
butuh seseorang yang mengingatkan. Dan gue rasa cewek yang ini akan membuatnya
jauh lebih positif (Gue selalu berharap yang baik untuknya).
^^
Kita
tidak boleh membenci orang-orang yang terikat dengan kita,baik dari masa lalu,
sekarang ataupun nanti. Baik yang mengukir bahagia, mengukir sedih, menaruh
luka, menutup asa, bahkan membuat kita merasa bukan apa-apa.
Karena
mereka sudah terikat dengan kisah kita.
Disaat
kita mencari apa yang sebenarnya kita tidak ketahui, Justru saat itu, kita akan
mengetahui arti dari yang kita cari.
Di saat
kita mencari bahagia dengan cinta. Namun ternyata kita memperoleh luka hingga
menyakiti jiwa, justru kita mengenal cinta dengan wajah berbeda.
Disaat
kita memperoleh harapan dengan cinta. Namun kita mendapat kenyataan tuk
melepaskan, justru kita mengenal cinta dengan penolakan yang berarti kita akan
juga mendapatkan penerimaan yang lebih baik.
Disaat
kita mencari separuh bagian jiwa dengan cinta. Namun kita bertemu dengan yang
tak sama, justru kita akan mengenal
banyak makna yang berarti untuk bertemu dengan sepotong hati yang tak pernah berhenti mencari,tak pernah
berhenti berjuang...
^^
Cinta, Satu rasa yang
dapat di rasakan dua jiwa yang berbeda. Namun jodoh, bukan hanya cinta, bukan
hanya masalah dua hati terikat dengan rasa yang sama, tapi dua jiwa, dua raga
yang ingin memperjuangkannya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar