Senin, 14 November 2016

Jatuh cinta berkali-kali kepada orang yang sama...

Apa rasanya, jatuh cinta berkali-kali?
Pastinya senang, bahagia, dan serasa dihujani jutaan lolipop manis.

Hati mudah merasa pada setiap bahasa semesta...
Hari ini aku jatuh cinta lagi?
bukan tak setia, apalagi tak menghargai cinta.

Aku jatuh cinta pada satu orang yang sama,
sejak bayangannya pertama kali ada didalam retina mataku.
Pria berbaju hitam, yang sedang duduk bersandar,
entah apa yang sedang dipikirkannya, '
Aku tak peduli, bahkan aku tak ingin benar-benar tahu
apa yang membuatnya tak memperhatikan hal-hal sekitar.

Mataku menangkap ada resah dalam benaknya,
Ahhhggg...
Aku tak peduli, sangat tidak peduli
yang aku pedulikan adalah rasaku saat pertama kali
dia menatapku.
Entah apa yang membuatnya berpaling dalam resahnya,
apakah Feromonku tercium hingga kealam sadarnya,
yang memerintahkan dia sejak saat itu, memasung bayangku dalam matanya.

tak berani ku menatapnya lama, padahal aku begitu suka memandangnya,
aku takut setelah memindahkan bola mataku ke yang lain, aku akan merindukannya,
sangat..sangat merindukannya...

Waktu terhenti hanya ada mata yang saling menatap, namun perlu kau ketahui sejak saat itu hatiku sudah mulai menetapkan pilihan.
Untuk terus merindukan matamu....
matamu, fenomena Tuhan yang kusadari penuh keindahan...

(Tulisan lama di blog yang lain)
#Rapihintulisandiblog
#DariempatBlogHanyaduayangaktif

Kamis, 10 November 2016

Pemilik Rindu, Penjawab Rindu, Matamu!



Dibukunya, Eka kurniawan, “Rindu seperti dendam harus dibayar tuntas” Namun aku memilih mengumpulkan rindu itu karena pemiliknya, seperti tidak ingin membayarnya. Apalah dayaku dalam setiap pertemuan menginginkan hal lebih dan selalu lebih darinya. Seutas senyumpun tak kudapati dalam pertemuan kami.
Apalah salahku yang telah jatuh cinta padanya, seakan rasaku tidak mengalir dihatinya. Seakan diriku tidak terlalu dipinta dalam setiap pertemuan kami.
Aku memendam rindu itu dan menjadikan kekuatan untuk melupakannya. Menghilangkannya dari dalam pikiranku. Namun terkadang aku ingin tahu sedikit saja kabar tentangnya.
Apakah salah bagi aku yang sudah jatuh cinta padanya.
Tanpa kata aku terlalu berani mengartikan setiap pandangannya yang jatuh dimataku. Terkadang aku senang, seakan aku bisa membaca hatinya dan meramalkan pemikirannya. Namun terkadang aku takut semua itu hanya dilusi yang aku inginkan.
Seperti malam itu, sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Namun tetap saja setiap melihat sosok dirinya aku menjadi seperti batu tak bergerak hanya diam memandangnya, dengan begitu, tiba-tiba saja senyumku terukir. 
Bodoh memang, namun begitulah cinta selalu mempunyai hal bodoh untuk ditertawakan. Dan sayangnya dia terlalu pintar, untuk meremukan hatiku dengan sekali tatapannya.
Malam itu tatapannya sangat dalam, entah mengapa aku yang merasa bersalah atas pertemuan kami malam itu. Padahal jelas-jelas aku yang merindukannya dan dia hanya menjadi sebagai pemiliknya saja.
Hatiku bergetar kembali, namun aku begitu takut memaknai keadaan dirinya saat itu. Hingga saat ini aku tidak berani untuk menjawab segala pertanyaanku atas tatapannya yang tidak lebih dari lima belas detik pertama.


#Tulisanlamadikertasbergaris


Kamis, 20 Oktober 2016

Wahai kau yang bernama Malam....
aku tahu dia sedang terjaga malam ini
hanya bisa memandang bulan
dan berharap bintang jatuh


sebagai permintaannya
yang tidak bisa dikatakan kepada siapapun
bahkan suaranya hanya tertahan kelu
dia hanya bisa berdoa

Cintanya tersampaikan
lewat malam
lewat bulan
lewat bintang
menuju jendela kamarnya

Dia berharap dia berada dimimpi kekasihnya itu
bersama memadu kasih
berdua menyatukan cinta
hanya lewat mimpi

Dia tidak pernah berharap untuk terjadi
karena baginya cinta adalah tetap diam
Tak ingin hatinya terluka oleh penolakan
karena seperti bintang jatuh
yang akan melubangi bumi

Begitu juga cintanya yangpenuh harapan
akan jatuh oleh penolakan
dan bisa melubangi cinta dijiwanya

(Untuk seorang sahabat yang berharap harapan itu masih tertinggal padanya)

Minggu, 31 Juli 2016

Lukisan Tuhan bermata cokelat

Dia makhluk keturunan Adam. Berambut ikal hitam dan bermata cokelat. Lukisan Tuhan Maha Sempurna dibalik berakhirnya senja. Iya, aku selalu bertemu dengannya ketika langit  menjelang malam. Matanya yang membuatku tak henti menganggungkan karya Tuhan yang tepat berdiri di hadapanku.
Senyumnya yang mampu menghadirkan pelangi bahkan ketika dimusim kemarau sekalipun. Tawanya yang kecil namun renyah mampu menggetarkan hatiku. Sekali lagi aku tak kuasa berhadapan langsung dengannya. Kakiku seakan tak menapak dan tubuhku begitu ringan hingga aku merasakan terbang melayang mengitari nirwana ketika bertemu dengannya.
Sadarku hilang seketika, entah apa namanya ketika hati dilanda rasa seperti ini?
Cinta...
Benarkah apa maknanya?
Namun ku tak berdaya untuk jatuh cinta. Aku kehilangan semua gravitasi dibumi ini. Langit menjadi saksi hatiku dibawa oleh khayal tentangnya.
Hatiku terikat sudah oleh tatap dan senyumnya. Di matanya seakan aku mampu bercermin rasaku. Namun aku tak dapat membaca hatinya? Apakah sama dengan rasa dihatiku kini? Aku harap Tuhan memberikan tempat namaku di hatinya. Bayangku dalam tatapnya dan senyumku menghiasi malamnya.
Aku harap dia menyadari keberadaanku dan setiap detik pertemuanku dengannya. Hingga pertemuan kami terikat benang merah takdir sebagai pasangan. Bukan sekedar kenangan dari bagian kisah yang harus dilewati. Dan waktu akan menjadi saksi pertemuan-pertemuan kita. Ku harap Tuhan memberikan banyak waktu untuk kita saling mencintai.


Selasa, 23 Februari 2016

Teman lama, rahasia kecil yang pernah ada

Bertemu lagi dengan teman lama, apa rasanya?
senanglah!!!! Yeahhhhhh.....
Tapi apa jadinya bila kita pernah diam-diam menyukainya?
Apa jadinya bila kita pernah memperhatikannya?
dan apa jadinya bila rahasia kecil itu, terungkap????

Gue enggak pernah mau mengakui perasaan gue kepada siapapun. Siapapun!!!
apalagi pada orang yang pernah gue sukai. Namun kepala gue bisa pecah kalau gue terus-menerus memikirkan apa yang akan terjadi!

Yach mungkin tidak terjadi apa-apa karena harapan tentang terbalasnya rasa sudah tidak terbesit sedikit pun. Apalagi bila melihatnya sudah memiliki orang yang dicintainya. Harapan untuk terbangunnya rasa itu kembali sudah sangat tidak mungkin.

Terlebih lagi gue suka bersamaan dengan teman gue yang juga suka padanya. Teman gue yang minta tolong bantuin didekatin sama dia, dan gue benar-benar tidak profesional untuk menjadi Mak Comblang!

Apa-apan ini mak combang, juga ikut-ikutan suka. Emangnya gak ada apa sasaran untuk Mak Comblang. hahahhahah (Kalau diingat-ingat lucu juga ya) Cinta dengan usia masih belia, boro-boro mikirin mau berduaan saja sama dia (Orang yang kita suka), malah takut kalau sampai tuh orang tau. Kesannya bagi gue jatuh cinta seakan Nista dan penuh dosa.

Kalau dipikir mengapa gue bisa suka sama dia, apanya yang menarik??
Kalau dibilang dia ganteng, yach lumayanlah untuk ukuran anak sma. hehheheh
tapi sejujurnya, gue benci banget sama, dia terlalu angkuh membuka hatinya untuk teman gue!
What!!! terus ngapain loe berusaha mendobrak masuk ke dalam hatinya?
Apa loe sudah gila! Jatuh cinta yang kepada orang yang seperti itu?

Gue hanya melihat, sepertinya dia memiliki perasaan yang mahal untuk sekedar diumbar-umbar.

Orang itu, orang yang gue suka, menurut gue pemarah, sensitif, dan suka marah-marah sama gue. Dan gue bisa suka sama orang kayak gitu. Entahlah, gue juga bingung. Perasaan gue kalau bisa ngobrol aja udah senang, tapi bukannya ngobrol dia malah langsung marah, jadi gue lucu sendiri sama tuh orang. Makanya gue enggak pernah marah ataupun benci.  Tapi walaupun dia suka marah-marah, bicaranya lembut! (Beda sama nyokap dengan logat bataknya, hehhehe)

 Yang paling gue suka waktu dia sedang tersenyum, Ya ampun, ribuan pohon tebu berguguran kali, menebarkan manisnya. hahahhahahha. soalnya dia enggak pernah senyum sama gue, dia selalu marah, marah dan marah. (Gue yakin tuh orang marahnya gak serius)

Tapi disisi lain gue merasa berdosa sama teman gue, karena diam-diam gue juga sama seperti dia dan lebih parahnya lagi dia enggak tahu (hikkk...hikkss...hikkksss....). jahat banget gue! tapi gimana dong terkadang gue juga senang kalau dia nyucekin teman gue ini (benar-benar jahat gue saat itu).

Kadang rasa suka bisa seperti itu yach, susah dikendalikan bila terjadi, susah dituruti bila sudah terasa, dan susah untuk berbuat apa. Tapi jujur ya, gue suka sama dia pun gue enggak punya maksud apa-apa. berharap dia tahu aja, mending enggak usah deh, apalagi mengaku dihadapannya.

Tapi bagaimana kalau rahasia kecil itu, akhirnya muncul dipermukaan? Apa yang harus loe lakukan! Malu, iya pertamanya tetapi biarlah, perasaan yang pernah terjadi, perasaan yang tempatnya disatu waktu yang sudah terangkum.

Walaupun saat ini orangnya sudah tahu, perasaan masa itu, gue enggak berharap apapun kok, enggak berharap mengembalikan perasaan itu, enggak berharap apapun. Karena gue pikir, biarkan perasaan yang telah lewat itu tetap menjadi kenangan indah dan sweet untuk sekedar dikenang kembali. bukan untuk diwujudkan apalagi dimunculkan lagi dengan minta jawaban yang berbeda.

Perasaan senang, bahagia iya, siapa yang tidak senang bertemu kembali dengan teman lamanya yang memiliki cerita sendiri dihati.



 

Entri yang Diunggulkan

  BENCI Siapa kau? Beraninya membenci manusia yang sama hinanya dengan dirimu Siapa kau yang masih menginjak tanah merasa sedang menjunj...