Siang itu, aku terburu-buru naik ke lantai atas mall. kulirik jam ditangan, "Sudah jam 14.00"
Aku langkahkan kakiku secepat mungkin, aku takut ketinggalan zuhurku, akhirnya aku sampai dilantai 7.
sesampainya disana aku melihat seorang pemuda yang sedang berjaga, dia tidak melihatku, dia sedang asyik membaca buku. Tangan kirinya memegang cover halaman judul, Aku intip sedikit "Judulnya Lah Tahzan (Jangan bersedih)"
Wah itu buku yang selama ini aku cari, katanya sih "Lah Tazhan" seperti buku-buku Chicken Soup yang sering aku baca selama ini, namun lebih islami. Kulirik disebelah kirinya tempat dia berjaga, ada lemari kaca yang berisi buku-buku. Perpustakaan dan kudapati disebelah kanannya ada tempat peminjaman mukena. kebetulan aku tidak membawa perlengkapan sholat.
Sepertinya aku semakin membuang-buang waktu, berdiri dan mengamati musollah lantai atas mall, yang kebanyakan bersebelahan dengan tempat parkir, ini musollah yang lain dari biasanya, (Keren).
Kuhabiskan lima menitku tanpa buru-buru aku langsung mengambil air untuk berwudhu.
Mungkin dia sedikit terganggu dengan kehadiranku yang berada tepat dihadapannya. Dia menatapku tajam. Matanya bagai elang yang sedang memangsa buruannya sedangkan alisnya yang item mengartikan seperti dia tidak suka aku berdiri dihadapannya walaupun kami berjarak.
Untuk membantah pikiran negatifku, aku berusaha tersenyum namun apa yang aku dapati, tatapan sinis untuk kedua kalinya. "Oh my God" Kenapa dengan dia? aku tidak mengerti?
aku makin kehabisan waktuku kalau aku masih meneruskan pertanyaan didalam hati, langsung saja aku melewatinya untuk segera ketempat wudhu.
Setelah berwudhu, aku baru teringat aku tidak membawa perlengkapan sholat dan dia penjaga
musollahnya, bagaimana ini sepertinya tadi dia kurang berkenan dengan kehadiranku tetapi aku memang harus meminjamnya. dan Kuberanikan diriku....
"Permisi mas...." Ucapku
Dia tidak menjawab dia hanya menoleh dan masih menatapku tajam dengan buku ditangannya.
Ohhh, lagi-lagi aku merasa seperti tersangka atas kemarahannya padahal kami belum saling mengenal
"Boleh pinjam mukena?" Aku masih berusaha tersenyum
lalu dia mengambilkan mukena dan kain dan matanya kembali menatap halaman buku yang sedang dia pegang.
"Terima kasih, mas" Jawabku sambil mengambilnya
Mungkin baginya halaman-halaman buku itu jauh lebih menarik dibanding mendengarkan aku berterima kasih.
Huftttt,....dalam hati aku kesal sendiri. Aku mengeluh "Mengapa orang sesombong itu harus menjaga musollah di mall ini"
Aku kemari bukan hanya sesekali, aku sempat beberapa kali kesini kalau aku pikir untuk sampai dirumah aku akan ketinggalan waktu sholatku. namun waktu dulu penjaganya laki-laki yang sudah cukup matang dan setengah baya. dulu juga belum ada perpustakaan mini disini.
Aku cukup takjub dengan perubahan musollah disini.
Pertama kali melihatnya, aku mulai salut, untuk pemuda yang masih muda dia habiskan waktunya menjaga musollah, bukankah kebanyakan cowok ingin bermain bersama teman-temannya, nongkrong, godain cewek lewat dan bekerja yang bisa menambah nilai jualnya.
Dia cukup hebat dan dia lumayan sedikit ganteng (Menurutku) tapi aku kurang suka terhadap sikapnya yang sombong.
Harusnya dia lebih banyak senyum, bukankah dia mengerti "Senyum itu Ibadah" Tapi ini wajahnya benar-benar sinis apalagi sama aku. aku pikir-pikir lagi, lebih baik dengan penjaga musollah yang lama. yang lebih welcome sama orang lain. Aku berusaha berpikiran positif saja.
Setelah beberapa menit dan selesai aku mengembalikan mukena kepadanya
"Terima kasih, Mas" Ucapku dan dia mengambilnya tanpa melihatku
Oke, aku makin sebel melihat kesombongannya
Setelah itu aku memasang tali sepatuku dibangku yang tak jauh dia berjaga, kulihat lagi "Huftt kalau ada kotak saran seperti disupermarket atau rumah sakit, akan kutulis bahwa penjaga musollahnya kurang senyum" Tapi sayangnya tidak ada.
Namun aku menyaksikan pemandangan menarik disini. Musollah makin ramai disini, karena karyawan mall banyak berdatangan kesini, salah satunya spg2 yang cantik-cantik.
Banyak yang menggodanya bahkan mengeluarkan candaan agar menjebaknya untuk tertawa.
dan subhanallah "Dia menjaga pandangan matanya" bahkan aku memperhatikan bahwa bibirnya mengucapkan kalimat takbir.
Akhirnya, aku malu sendiri, aku pikir dia sombong tapi dia justru menjaga azab matanya. Aku bahkan sempat menuduhnya sombong!
Harusnya memang ya, kita tidak boleh menilai seseorang langsung.
Karena merasa bersalah atas tuduhan yang enggak2.Akhirnya aku buru-buru balik dari musollah.
Namun terkadang karena sempitnya waktu, aku jadi hampir beberapa kali ke musollah itu dan penjaganya masih dia, kali ini aku membawa perlengkapan sholat. dan aku juga bertemu dengan petugas musollah lama yang lumayan mengenalku. Aku tersenyum sama petugas musollah lama dan aku masih merasa bersalah sama dia.
Setelah selesai, petugas yang lama menanyaiku beberapa pertanyaan, hukumnya kalau bertanya ya harus dijawab ya? yasudah aku jawab dan dia langsung melihat kearahku, tadinya aku ingin minta maaf sama dia, karena sudah salah menuduhnya namun enggak jadi,karena dianya masih sinis.
Nah, untuk beberapa kalinya aku dan dia bertemu (ya, mungkin sudah takdir ya) dia menawariku mukena, dan karena aku bawa ya aku tolak (secara baik-baik juga) dalam hati sempat berpikir lumayan baik juga ternyata.
Setelah selesai, seperti biasa aku kembali mengikat tali sepatuku dan dia tersenyum kepadaku (Tumben) apa dia sudah ditraining menjadi penjaga musollah yang baik dan benar? aku membalas sekedarnya.
yah, aku tahu sekarang aku menganggapnya sombong dan dia menganggapku sama seperti cewek lainnya, kami berdua memang saling tuduh. mungkin penjaga musollah yang lama bercerita tentang diriku.jadinya dia mulai baik!
Ya, begitulah hati mudah menuduh, mudah prasangka, mudah tersentuh namun mudah juga terbakar. memang semua harus diniatin, lurusin niat, kalau niat sudah lurus mungkin hanya menginginkan kebaikan, tidak ada curiga apalagi prasangka buruk...
Sekarang kami bisa saling sapa dengan baik, malah bisa dengan mudah pinjam buku kedia mungkin kedepannya bisa kerjasama untuk sumbangan buku dari teman-teman....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
BENCI Siapa kau? Beraninya membenci manusia yang sama hinanya dengan dirimu Siapa kau yang masih menginjak tanah merasa sedang menjunj...
-
Hai Blogy.... Aku sedang bingung, dan sedih, banyak kejadian enggak mengenakan datang. Dengar kabar diluaran yang bikin miris. Banyak teman...
-
Cowok yang satu ini adalah teman berantem gue, Ceng-Cengan hehehehehhe, tapi gak lama kemudian mungkin dia sadar ternyata tuh gue mani...
-
Hai blogy.... Pa kabar, semoga baik ya.... Aku juga lumayan baik, hehhehe insyaallah akan selalu baik-baik saja. Akhirnya potong rambut bl...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar