Blogy....
Hidup itu pilihan ya, antara Yes or No...?
Namun apakah harus ada pilihan dalam hidup kita? bukankah pilihan bisa dipilih karena ada bandingannya, lebih dari satu.
Aku bukannya pemilih, karena pernah ada yang bilang “Kita tidak berhak memilih siapapun dalam hidup. Karena yang berhak memilihkan hanyalah Allah Swt. Kita sebagai manusia hanya berhak untuk menjalaninya. Bersyukur pada setiap yang diberinya”
Aku tahu, aku bukanlah orang yang pandai bersyukur, apalagi dalam urusan cinta.
Ya, aku masih terngiang dengan ucapan seseorang yang sebel dengan sikapku. Mungkin seseorang ini punya niat baik ingin menjodohkan aku dengan kenalannya. Hingga kata-kata “Jelek aja belagu” keluar dari mulutnya.
Pertama dia ngomong baik-baik denganku, dia tanya kalau aku sifatnya gimana bila bertemu dengan orang baru yang belum dikenal?
Ya, aku jawab, sikap aku biasa saja. Enggak terlalu bisa becanda dan enggak pendiam juga. Karena aku sering event dan pindah-pindah mall kalau lagi event, aku selalu berusaha menyesuaikan tempat. Aku beda dengan Ella yang mudah ngobrol dengan orang yang baru dikenalnya, mudah akrab hingga mudah memulai percakapan.
Ternyata dia ingin menjodohkan aku dengan pilihannya. Aku paling enggak bisa, dikenalkan dengan seseorang yang sudah punya maksud untuk dijodohkan. Pertama kalau kenalan ya, kenal aja, mungkin bila cocok bisa berjodoh. Tapi ini dari awal karena ingin menjodohkan, jadinya dia terlalu membanggakan dan secara sadar atau tidak dia seolah merendahkanku.
“Cowoknya baik, kaya, rumahnya dua, mobilnya dua. Pekerjaannya buat baliho. Dan objekannya banyak. Enggak bakal miskin deh loe sama dia?”
Terus aku jawab
“Ohhh, memangnya dia enggak punya pacar, kan tajir?”
“Susah nyari cewek. Karena sibuk. Tapi pasti banyak cewek yang mau sama dia”
“ohh, kalau begitu yasudah sama cewek yang mau sama dia aja”
“Belagu amat, Cowok berkualitas kayak gitu, enggak mau. Sadar diri loe siapa?”
Justru karena aku sangat sadar. Karena dia punya segalanya (Menurutnya). Aku tidak mau.
Blogyy, salah aku memilih? Salah aku sampai saat ini belum mendapatkan jodoh. Aku pikir mereka peduli. Seharusnya mereka peduli dan menasehati bukan menghina sekaligus menyakiti.
Blogyy, gimana kalau mereka tahu aku pernah mempunyai rasa untuk Awan “seorang pramugara” Makin dianggap enggak tahu diri kali aku!
Tapi sekarang aku justru menekan perasaanku. Aku coba menghilangkan perasaan ini. Karena aku tahu diri, aku siapa dan dia siapa?
Bukan sekedar materi yang perlu dipikirkan? Ada ketakutan fisik yang ditakutkan bila aku tidak sesuai dengan harapannya? Ada perbedaan dalam bidang pekerjaan? Ada perbedaan dalam amalan-amalan yang dikerjakan. Kami berbeda, sangat berbeda.
Bahkan bisa mengenal awan saja aku sudah mengucap syukur. Mungkin aku sering melihat kabah di gambar, melihat mesjid nabawi, melihat makam Nabi Muhammad Saw, dibuku-buku. Tapi kemarin sewaktu melihat di fotonya. Aku ingin nangis.
Allah Swt sangat sayang sama dia. Dan ini juga memotivasi aku, untuk pergi ke sana juga, semoga bisa bersama dengan keluargaku dan orang-orang yang aku sayang. Aamiin.
Ya, Awan (Pernah ada dipostingan sebelumnya) menurutku dia cowok yang pekerja keras. Walaupun aku belum pernah bertemu dengannya. Pernah jadi pelaut sama seperti pekerjaan abahku dulu, ya, aku sempat sebel dengan pekerjaan pelaut (Padahal kan itu halal ya, namanya juga pikiran anak kecil)
Aku pikir pasti banyak yang naksir awan. Karena dia ganteng, pekerjaannya bagus, ibadahnya juga bagus, mengapa sampai sekarang dia belum memutuskan untuk berumah tangga?
Pastinya dia pemilih?
Dan aku selalu berdoa untuk pilihan terbaiknya. Semoga Allah memilihkan dia wanita yang menjadi bagian dari tulang rusuk yang bagus pula. Sebagus imannya kepada Allah Swt.
Kalau aku, untuk berharap menjadi bagian dari hidupnya, tidak berani! Naksir aja udah membuatku kelimpungan padahal kan wajar ya, namanya juga orang naksir? Tapi aku berusaha suka aja, enggak berani berharap lebih. Aku takut sakit ke yang dua kalinya.
Saat harapan-harapan itu terbentuk, saat keyakinan itu datang, ternyata semuanya berbeda. Aku tidak ingin melukai hatiku sendiri. Anggap aja dia artis “Nino-RAN” yang aku sukai. Artis yang aku kagumi, aku suka, tapi hubungan kami sebagai artis dan fans saja. Seperti Kim Hyun Joong, aktor Korea yang aku suka.
Blogy, Allah Swt itu sangat baik, ya. Allah selalu memberikan dua pilihan dalam hidupku. Entah itu dalam pekerjaan maupun seseorang untuk mengisi hatiku. Tapi aku selalu salah pilihan (Mungkin istikorohnya masih kurang, kali yaw) antara dapat pekerjaan tetap dan tawaran menulis. aku mengambil penulisan ternyata malah mandek dijalan.
sewaktu dulu juga, waktu Teguh (Toge) mendekatiku datang juga si Ferdi. Waktu di kuliah dulu aku dekat dengan Mr. O, si Rizna, juga mendekatiku (Ya, walaupun berteman), pernah juga waktu aku suka sama si kuning, aku dekatnya sama Mas Anto. sedangkan sewaktu hijau aku pilih sebagai pacar aku, si bebek yang dari dulu sudah punya maksud mencoba masuk ke hatiku. waktu aku dekat dengan Mr. Banded, ada cowok baik yang aku cuekin. Paraahhhh...! aku tidak pernah bersyukur atas perasaan-perasaan mereka. aku hanya memikirkan perasaanku saja.
Dan aku selalu salah memilih. aku hanya yakin pada perasaanku. aku terbiasa mencintai tanpa meminta untuk mencintai. bukankah cinta itu "Take and Give" saling memberi dan saling menerima. kali ini hanya ingin menjalaninya. mencoba bersyukur atas nikmat Allah Swt.
Saat ini aku berusaha untuk tidak mencintainya lagi tapi masih dalam tahap berusaha
karena dia selalu bagus yang aku lihat (Walaupun melalui Fb, yang penting
kabarnya baik-baik saja. Aamiin) lebih sulit dari yang aku kira, untuk membunuh perasaan ini.
Namun secara tiba-tiba Allah menyadarkan rasa ini. Rasa yang
baru beberapa bulan aku sadari. Walaupun aku sudah mengenalnya lumayan lama.
Malah aku lebih dulu kenal dia daripada Awan. Namanya juga hatiku baru dibuka
sama awan.
Tapi hingga saat ini aku belum tahu siapa namanya?Lucu
ya? Mungkin seperti pepatah. Apalah arti sebuah nama? Tapi aku menamakan dia
“Senja” karena aku dan dia bertemu ketika akan menjelang maghrib.
Gimana ya blogyyy, rasanya aku ingin tertawa kalau
mengingatnya.pertama dia memang pernah ada dipostingan sebelumnya namun ternyata
aku masih punya cerita tentang dirinya?
Ya, senja penjaga Mesjid. Ya, penjaga mesjid? Apa yang salah bila aku menceritakan seorang
penjaga mesjid? Mungkin bagi sebagian orang yang belum mengenalnya hanya
melihat profesinya saja. Dia tidak terlalu menarik untuk dikisahkan. Tapi
berbeda denganku.
Ada sedikit yang mencuri pikiranku tentang dirinya,
bahkan ketika aku mengingat-ngingat beberapa kejadian yang kebetulan kami
alami, aku bisa senyum-senyum sendiri. Oh Tuhan...! apa aku mulai tertarik
padanya? Perasaan apa
ini?
Aku tidak mudah jatuh cinta pada orang lain. bahkan
ketika aku menyadari mulai menyukai
awan. Aku mencari jawabannya. Kenapa bisa suka tanpa pernah bertemu dengannya?
Aku saja bila ingin didekati oleh cowok-cowok, aku harus mengenal sifatnya
minimal selama tiga bulan.aku ingin lihat kelakuannya. Namun ada juga yang
males sama aku,hingga mereka pada kabur dengan sendirinya.
Ya, akhirnya aku tahu. Aku menyukai awan karena dia
cinta sama agamanya. Dia berusaha menjalankan semua perintah-Nya, rukun iman,
rukun islam semuanya. Itulah bukti dia cinta kepada Penciptanya. Ya, jadi apakah salah
bila ada seorang wanita menyukai pria seperti itu?
Namun awan memang tidak bisa dibandingkan dengan
senja. Karena itu aku tidak pernah ingin membandingkannya. Mungkin ibadah
mereka sama (Malah awan sudah diatasnya), mungkin gantengan awan dan
pekerjaannya bagus awan. Dan senja hanyalah bertugas menjaga, membersihkan, dan
merapikan rumah Allah.
Makanya aku takut bila aku terus-terusan menyukai
awan. aku akan berharap dan aku susah melupakannya dan aku akan susah menerima cinta orang lain untuk masuk ke hatiku? Aku juga belum tahu siapa yang akan menjadi jodohku.
Tapi kali ini
biarkan aku mengucap syukur karena telah mengenal awan dengan kata-katanya yang
sangat bagus walaupun terkadang aku merasa itu buat aku (Pede bingittss)
padahal kan memang, mungkin dia sedang ber-syi’ar melalu media sosial.
Aku hanyalah wanita biasa. Bahkan sama senja saja aku
agak minder, gimana sama awan. Waduhhh jelas-jelas kalau ngaca tuh, seakan kaca
bilang kepadaku “Woiiii, ingat
sembilan sama sembilan bukan enam” Parahhhh...! kalau ukuran celana tuh bagus
lebih kecil.
Balik lagi cerita tentang senja.....
ya, pertama
kali aku melihatnya,dia memang cukup menarik untuk beberapa wanita yang sering
datang kesana, tapi tidak untukku. Karena aku pikir dia begitu sombong. Ya,
mungkin karena sedikit ganteng, ya? makanya dia jadi sombong. Tapi ternyata aku
salah dia sedang menjaga azab matanya.
Oiya...!!!kalau begitu, mengapa setiap bertemu
dengan aku dia menatapku lekat-lekat, bahkan tidak mengizinkan mataku tuk
berkedip. Dan aku hanya bisa tertunduk. Dia tidak melewatkan memberi ekspresi
sinis kepadaku saat-saat pertama kami bertemu.
Ya Allah, ada apa dengannya? Ada apa dengan hatinya?
Ada apa dalam pikirnya? Aku tidak ingin menebak apapun tentang apa yang sedang
dirasakannya.
Aku tahu dia selalu menjaga azab matanya, dan dia selalu
membuang pandangan bila melihat kearahku untuk yang kedua kalinya. Tapi bila
sudah melihatku dia selalu terus-terusan menatapku, tanpa senyum. Kenapa nih
orang? ngajak ribut?
dengan tatapan yang tak biasa menurutku namun bukan
seperti tatapan cowok-cowok yang aku temui di Busway. Aku bisa membedakan arti
tatapannya dengan tatapan cowok-cowok lain:
Sewaktu aku lagi ngantri busway karena ingin pulang
dari rumah dwi. Memang sudah agak malam jam setengah sepuluh aku masih berada
dihalte senen. Dan ada cowok dibelakangku. Dari awal aku sudah tahu dia selalu
memperhatikanku. Ketika aku sedang membalas bbm tak sengaja aku melihat kearahnya
dan dia sedang melihatku. Ya, aku pikir hanya sekali dua kali tapi ternyata dia
benar-benar tidak melepaskan penglihatannya itu.
Apa yang salah denganku??? aku pakai baju kaos dan
celana 7/8. Apa yang salah denganku padahal banyak yang memakai baju agak ketat
disebelahku. Hingga aku perhatikan lagi benar-benar, tatapannya penuh dengan
nafsu. Bahkan matanya dan bibirnya mencoba menjelaskan maksudnya. Dia mulai
berdiri disebelahku. Ya, sebenarnya nih cowok agak ganteng, putih dan tinggi.
Tapi kelakuannya gak sesuai tampangnya. Ilfel jadinya!!!!
Aku mulai mencoba mundur dan dia juga ikutan mundur.
kenapa nih orang, maju mundur cantik???? Mau apa nih oran????? Matanya seperti ikan piranha yang melihat daging mentah.
Rasanya aku mau ditelen sama nih orang. kebetulan saudaraku nelpon dan busway
juga datang. Namun karena penumpangnya banyak, aku belum bisa naik. Aku dan dia
berdiri disamping yang sama. Namun ketika pintu busway hampir mau ketutup, aku
molos aja, langsung naik. Dan pintunya ketutup walhasil aku dan dia tidak
barengan. Aku lihat dari dalam mobil sepertinya dia kesal dan aku tersenyum
nyinyir, mau bilang gini “EMANG ENAK LOE....DASARRR....COWOK MODUSS!!!!”
Kalau senja
berbeda,
rasanya tatapannya penuh dengan arti yang baik-baik. Hahahhaha, koq aku
bisa bilang begitu ya? Karena senja tidak ingin melihatku untuk yang kedua
kalinya setelah melepas pandangannya.
Ya, untuk beberapa waktu senja berani menatapku secara
tajam dan tersenyum. Untuk sekian kalinya dia hanya berani mencuri-curi
pandang. Bila aku tidak melihatnya dia melihatku, terkadang aku menangkapnya
ketika sedang melihatku, lalu buru-buru dia membuang tatapannya. Lucu...*
Terus dia memang tidak berani mentapaku kecuali saat
itu. Aku benar-benar terperanjat kaget. Waktu itu aku pulang dari bekasi (Rumah
kakak) dan aku kehilangan waktu maghribku dan waktu aku sampai sana sudah
memasuki sholat isya. Ya, sudahlah aku sholat isya dan dia sedang sholat ba’da
Isya.
Memang aku yang salah, aku melihatnya lebih dulu dan
ketika dia salam yang terakhir dan kesebelah kiri tak sengaja matanya langsung
mendapati tatapan mataku yang sedang melihat kearahnya.
Aku benar-benar tak sengaja melihatnya dan dia
memberikan tatapannya yang tak biasa. Oh Tuhan, ada apa ini? Dia bangun dari
sholatnya dan masih menatapku. Dia terus-terusan melihat mataku, aku mulai bingung
mengartikannya. Dari dia bangun sampai berdiri dia masih menatapku bahkan
ketika dia berdiri dia tidak sedikitpun membuang pandangannya sama sekali. Aku
bisa apa? Ketika melewati shaf cowok dan cewek yang dibatasi oleh furnitur
pembatas, hanya setengah. Dia berdiri dihadapanku. Dan hanya bisa tertunduk
malu
dan memulai sholatku. Tak ada kata-kata.
Sejak saat itu aku mulai bertanya, ada apa sih
dengannya? Kenapa dia menatapku seperti itu sedangkan dengan pengunjung yang
lain tidak seperti ini. Tapi memang dia hanya berani menatapku tajam ketika aku memakai
perlengkapan sholat (Mukena) mungkin karena tertutup kali ya, hehheh. Walau kepalaku
tidak tertutup, aku bahkan hampir tidak pernah memakai baju yang ketat2,
walaupun lengan pendek aku tambahkan lagi dengan jaket atau cardigan.
Pertamanya kami selalu bertemu tidak ada apa-apa,
semuanya biasa saja. Dia melihatku dan aku melihatnya tanpa atas dasar rasa
apapun. Hingga suatu ketika temannya yang disukai oleh saudaraku bertanya:
“Kembar ya, berdua?” karena aku terburu-buru untuk sholat aku iyakan saja. Dan
secara tiba-tiba senja juga ikutan ngomong “Serupa tapi tak sama” jawabnya
sambil melirik kearahku.
Aku menoleh.
Bisa bicara juga tuh orang, ngapain juga becanda
sama aku. Aku biasa saja. Namun ini ide saudaraku untuk memberi kue waktu itu
masih suasana lebaran. Kebetulan aku buat kue banyak dan kami (aku dan
saudaraku) memberi kue kepada dua orang itu. sumpah deh enggak punya niat
apapun selain untuk membantu saudaraku menjadi lebih dekat dekat gebetannya.
Bukan hanya senja doang, karena aku sering ke
supermarket bawah, aku cukup kenal dengan troly boy disana. Dia juga aku kasih.
Namanya juga kalau ada yang suka makanan buatan kita, pasti kita senang bakal
dong. enggak ada maksud apapun.
Mungkin senja heran, kenapa cewek ini baik banget sama
dia, waktu itu senja masih baru sembuh dari sakit. Dan yang kasih tuh kue cuma
nur, aku nunggu dibawah. Aku terlalu malu. Aku selalu diajari oleh nenekku
“Perhiasaan wanita adalah malu”
Mungkin senja pikir aku memberi hati padanya. Hati
yang seperti apa yang bisa kuberi, sedangkan aku merasa saat itu hatiku sedang
dalam perawatan.
Hingga hari-hari berikutnya, aku datang kesana
sesekali, karena masih dijalan jadi lebih baik aku sholat dulu. Namun pertemuan
aku dan senja bagai dirangkum oleh waktu. Aku pikir mungkin senja tidak tertarik
padaku (aku juga begitu) karena walaupun aku suka cowok beriman tapi aku tidak
suka cowok jutek. Untuk senyum aja di menahannya.
Hingga ada kata-katanya yang aku dengar “dia mah
udah laku kali, kalau enggak udah punya pacar?” tapi aku anggap itu bukan
ditujukan untukku namun saudaraku yakin banget itu untukku?
Hingga malam minggu aku datang kesana dan ketika
kami saling berpapasan dia sepertinya mau balik lagi tapi aku buru-buru masuk
tempat wudhu. Aneh ya?????
Saat itu aku tidak berani untuk jatuh cinta. Hingga
temannya yang disukai saudaraku mulai bertanya tentangku. “Kerja dimana?
Sebagai apa?”
Aku tidak berani bilang aku penulis, nanti kalau
ditanya karya bukunya mana? Masih diotak belum diterbitkan? Malu dong. aku
jawab Spg event. Saat itu ada tawaran event.
Dan yang lebih aneh lagi, aku ngomong sama siapa,
yang jawab malah senja sambil tersenyum, suatu kemajuan. Oiya senja pernah liat aku telpon-telponan
sambil ketawa-tawa. Saat itu aku mendapat tawaran untuk nulis biografi. Dan dia
melihat aku dengan wajah marah. Yeee, kenapa tuh orang?? jadi takut? Bahkan
tatapannya seakan marah.
Kami memang jarang bicara, tapi semua ekspresinya
mudah terbaca olehku. Saat marah, senang, sedih, sakit, atau kesal.Harusnya dia tanya dong, jangan main marah aja.
Tipe-tipe bebek dan hijau nih??? Aduuuhhhhh....!!!!
Hingga keesokan harinya, aku datang lagi dan tangan
saudaraku kejepit pintu mesjid sama aku. Bukan nolongin dan senja malah ketawain.
Dasasrrrrr tuh orang. Pura-pura lagi padahal senja lagi ketawa jahat tuh, karena
mukanya ditutupin. Jahaatttt....
Setelah temannya tanya-tanya tentang pekerjaanku,
terusss modus banget deh tuh orang. Masa mau tahu nama aku, pura-pura banget
nyamain muka aku dengan orang yang ketinggalan ktpnya disana.
“Maaf...” Katanya temannya lagi kepadaku
“Iya...” jawabku
“Namanya Devi, bukan?”
“Saya...” Tunjuk aku
“Iya...soalnya ada ktp yang ketinggalan disini.
Mukanya mirip sama kamu” dia menunjukan ktp yang ketinggalan di etalase tempat
peminjaman mukena.
Whattttt...Miripppp...beda kaluesss...!!!!
“Ohhh, saya Evy, enggak pakai D...” Jawab aku.
“Ohhhh,,,, Evy....” Modusssss....!!!!
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar