Senin, 28 Juli 2014

Bulan Syawal 1435

Memasuki bulan kemenangan bagi Umat Muslim seluruh dunia....
Di bulan syawal yang suci dan bersih ini, kesalahan-kesalahan kita seakan terhapuskan, maaf seakan begitu indah di proklamirkan, Maaf seakan emas yang begitu mulia untuk dibagi.

Segala kesalahan demi kesalahan begitu sering dibuat, seakan lisan begitu mudah dila dilontarkan, seakan perbuatan begitu mudah dikerjakan, semua tak lepas dari rasa menyakiti bahkan penuh prasangka buruk kepada saudara-saudara kita diluar sana.

Memasuki bulan syawal,, bulan yang membuat kita kembali fitrah, maaf begitu mudah dikatakan dan memaafkan begitu mudah dilakukan...
Walaupun bukan hanya bulan syawal saja, bila kita ingin meminta maaf kepada saudara kita atas kesalahan yang pernah kita lakukan, namun izinkan aku meminta maaf kepada orang-orang lain dan diriku sendiri....

Maaf.... aku tak pernah bersyukur dengan apa yang dapatkan selama ini...
Begitu besar rasa peduli kedua orang tua kita kepada kita...
Terkadang kita marah, sebal bahkan  mengeluh...
sudah sebesar ini, masih saja kita diomelin untuk hal-hal yang kita anggap kecil
namun besar makna nasehat yang di berikan oleh kedua orang tua kita nantinya...

Maaf ...Aku tidak pernah berterima kasih atas rasa sayang saudara-saudaraku...
Terkadang aku sebal bila dikomentarin untuk  hal-hal yang sudah ku anggap baik bagiku
Namun mereka mengkritik karena peduli pada kita...

Maaf... teman-teman, dan sahabat, atas kesediaan waktu-waktu kalian, yang tak mampu
kulewati sendiri dan bahkan aku masih menentang pendapat kalian...
Maaf atas rasa mengeluhku selama ini yang terkadang membuat kalian harus mengembalikan semangatku
tanpa kutahu apa kau sedang terbebani...

Mulai sekarang, aku ingin lebih baik lagi, ingin menjadi anak yang baik, saudara, kakak , adik yang selalu peduli, menjadi teman dan sahabat yang akan berusaha untuk ada saat-saat kalian membutuhkan pelukan hangat dan telinga setia untuk mendengkar setiap keluh kesah.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

  BENCI Siapa kau? Beraninya membenci manusia yang sama hinanya dengan dirimu Siapa kau yang masih menginjak tanah merasa sedang menjunj...