Sabtu, 09 Maret 2019

De JAVU

Reuni Sma tanpa dirimu. Aku sudah tahu bahwa kamu tidak akan datang, bahkan sekedar pesan singkat disetiap ulang tahunku setelah kita lulus Sma, juga tidak akan terkirim. Tidak akan ada sebuah kejutan manis atau sekedar nyanyian dengan tiupan angin, yang semakin menyamarkan suara tulusmu dari kejauhan malam. Aku juga sudah tahu, kamu tidak akan pernah mengingat aku lagi, sama aku juga berbuat demikian. Selama empat belas tahun ini, aku memang sengaja mengosongkan ruang dihatiku. Biar nantinya aku tidak akan sedih kembali ketika mengingatmu. Namun sepertinya aku gagal, sama seperti tahun baru pertama kali tanpa dirimu. Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan ketika menginjakan kaki pertama kali lagi di sekolah ini, tetapi yang pertama adalah, memohon maaf kepadamu. Aku mengenalmu dihari pertama aku memakai rok abu-abu. Dan kita sekelas di kelas satu-enam, kita duduk sederet vertical namun beda barisan. Walaupun kita berbeda jurusan didua tahun terakhir berikutnya. Namun kamu masih saja setia menungguku, selama tiga tahun, selama kita masih bersekolah, kita tidak pernah absen pulang bareng kecuali memang hari libur sekolah. Aku ingat, kita selalu pulang sekolah, berdua berjalan menyelusuri Glodok, kadang bertiga dengan helda teman smpku dan sekelas denganmu didua tahun terakhir, tapi keseringan kita jalan berdua. Karena sekolah kita tidak jauh dari pusat perbelanjaan Elektronik di pasar Glodok. Kita berjalan melewati toko kaset bajakan, buku-buku bekas loakan, hingga pengobatan dengan meminum darah Ular, dan ada juga manisan salak yang dibumbui cabai. Kamu selalu berhenti ditempat kaset lagu mandarin dan aku duduk tidak jauh dari tempatmu, membaca komik bekas dilapak loakan buku-buku. Terkadang kita memperhatikan para lelaki dewasa sedang menawar satu-dua ular dalam box kaca dan ada juga yang langsung duduk sambil menikmati minuman dalam cangkirnya. Dan setelah itu kita menelan ludah bersama. Yang tidak pernah kita lewatkan lagi, aku membeli minuman susu kacang kedelai dan kamu selalu membawakan manisan salak dengan bumbu cabe yang bisa membuat bersin ketika mencobanya.Dan kamu juga selalu bilang ke abang penjual susu kacang kedelai, “Bang, susu kacangnya dicampur dengan sari kacang hijau” Aku tersenyum karena kamu memang selalu tahu yang aku suka. Oiya, aku ingat disana ada satu orang peramal wanita lengkap dengan kertas dan koin-koin bergambar, yang kita berdua tidak tahu apa maknanya. Kita pernah kesana dengan permainan yang menyenangkan bukan mempertaruhkan nasib kita. Yang aku ingat katanya “Kalian berdua akan menjadi orang sukses” Kita hanya meng-aminkan saja, kita menganggap itu salah satu bentuk doa darinya, bukan mempercayai ramalannya. Aku juga ingat, Kamu selalu mengantar aku pulang, walaupun tidak sampai rumahku. Hanya sebatas Angkot 41 jurusan Glodok-Grogol. Terkadang kamu ikut naik kedalamnya hingga penumpangnya penuh, kamu baru turun menuju angkotmu yang berwarna merah. Lucu aku melihatnya dan aku senang kamu selalu melakukan itu selama tiga tahun kita sekolah, tiga tahun kita bersahabat. Kamu ingat tidak,? Pak sopir sampai kesal denganmu karena kamu tiba-tiba keluar ketika angkot sudah mau jalan. Hilanglah patokan 4-6 (baca:Empat-kiri dan Enam-kanan) versi pak sopir. Dan itu berarti angkotku masih belum memenuhi syarat untuk melintas. Dan Kamu dengan tenangnya masih berdiri dipangkalan Ngetem angkot yang aku naiki, Kamu masih belum beranjak dari sana hingga angkot aku jalan. Oiya jam warna putih yang menunjukan jam tiga sore masih ada loh, dan abang mie ayam sekarang ada temannya ibu-ibu jualan jus, ada keinginanku mencoba jus jambunya, tapi tidak aku lakukan karena kamu tidak ada. Hadi, kamu membuat aku kangen dan kamu memang sahabat terbaikku! Walaupun banyak yang bilang kamu pacarku, aku tidak tahu pengertian pacar saat itu seperti apa? tapi yang jelas kamu memang harus seperti itu, harus sayang sama aku, harus baik sama aku, karena aku tidak mempunyai kakak laki-laki dan abahku juga bekerjanya berlayar, jadi sudah sepatutnya kamu memperlakukanku dengan baik. Aku ingat saat kamu menungguku dihari jumat, karena hari jumat kita berbeda cara ibadahnya, kamu kebaktian dan aku sholat jumat. (Sholat jumat di sekolahku memang anak-anak cewek wajib ikut sebagai nilai tambahan agama, karena disekolahku yang beragama islamnya sedikit). Kamu sampai dibentak bahkan diusir tidak boleh menunggu aku disana, sama ketua kelas kita waktu dikelas satu, emang dia sok iye orangnya. Aku ingat, kamu dengan gagah berani, bilang: “Mau pulang bareng thosay” hehhhe aku tertawa melihatmu. Tapi aku juga suka membantu kamu membawakan perlengkapan ibadah kamu kan, jadi kita adalah tim yang kompak. Bahkan aku selalu mengaminkan ketika dirimu mau dipilih sebagai ketua agamamu disekolah, dan ketika kita makan di kantin, kamu selalu mengambil sendokku, supaya aku terlebih dahulu berdoa, dan kamu sempet-sempatnya belajar doa mau makan untuk mengingatkanku, entah kamu belajar dari mana? Yang aku tidak suka kamu selalu memegang kepalaku dan mengomentari rambutku, katamu andaikan rambut aku panjang pasti akan bagus dan aku bertanya lagi, memangnya mempunyai rambut pendek jelek? enggak hanya saja lebih mirip cowok. Dan kita tertawa. Sebenarnya aku mau panjangin rambut biar mengetahui apakah perkataanmu memang benar, tetapi keesokan harinya kamu berkata lagi, jangan rambut panjang, nanti cowok-cowok pada enggak takut sama batosay, hahhahahaha. ***** Di Reuni ini, selama empat belas tahun ini, aku mencoba mengingatmu dengan senyuman bukan kesedihan, selama empat belas tahun ini “Aku baik-baik saja” Begitu ketika kau pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya. Di penghujung tahun di akhir tahun kelulusan kita. Aku berusaha menyambut tahun baru setelah beberapa hari kepergianmu, namun hampir setiap tahun aku meminpikanmu dengan wajah yang resah, apa kamu tahu terkadang aku merindukanmu. Aku bertemu dengan Ovin dan katanya, mengapa aku tidak datang dipemakamanmu? Aku tidak tahu kabarmu, setelah kita lulus, kita terputus komunikasi, aku mendengar kabar setelah kamu dikremasi dan betapa aku sedih mendengarnya aku menyesal tidak melihatmu, tidak menemanimu disaat kamu kesakitan, kamu tidak pernah curhat apapun, kamu selalu membuatku tersenyum, dan aku sahabat yang tidak baik untukmu. Aku mengetahui kamu sakit dari Ovin, teman sebangkumu, katanya kamu memiliki sakit Jantung! Dulu aku selalu bertanya, kenapa telapak tanganmu selalu basah, kenapa kamu tidak suka basket, yang sebenarnya posturmu bisa membuat tri point berkali-kali untuk menciptakan kemenangan. Ketika kamu suka membawakan aku buku Astronomi di istirahat jam pelajaran kedua, ketika kita sedang di perpus, kamu selalu membahas, “Apakah Virgo dan Aries, bisa bersatu,?” Dan aku jawab “Enggak bisalah, kan kejauhan, Virgo ada di September dan Arie ada di bulan Maret” kamu mengerutkan dahi dan mulai berfilosofi tentang kebintangan “Hanya enam bulan doang” Jawabmu dan aku mengangguk setuju saja sambil tertawa. ***** Hari ini di sekolah ini, di perpustakan ini, buku-buku Astronomi itu masih ada. Ovin pun ikut reuni bersamaku. Hanya kamu yang hilang. Aku pulang reuni, jalan kaki menyelusuri pasar glodok, tukang kaset lagu mandarin itu masih ada, entah ada hubungan erat atau tidak dengan penjual kaset sebelumnya, empat belas tahun lalu. Buku-buku komik itu masih berderet tukang dagangnya, bahkan sepertinya bertambah ada beberapa lapak loakan. Dan warung yang menjual darah ular juga masih ada. Kalau aku tahu salah satu khasiat darah ular untuk pengobatan jantung. Mungkin aku akan menarikmu duduk bersamaku dan kita mencobanya bersama, walaupun kita akan mual-mual bersama juga. Tetapi alasannya seperti apa yang aku mau, kamu sudah bahagia disana dan hanya menyisakan kenangan untukku. Dan penjual manisan salak, tidak hanya menjual manisan salak saja, lebih banyak lagi buah-buahan yang di jadikan manisan, aku tetap suka manisan salak walaupun aku bersin sebelum melahapnya. Hari ini aku juga membeli minuman susu kedelai, dan ternyata si abang penjual mengingatku dan bertanya, “Neng, susu kacangnya saja atau atau di campur dengan sari kacang hijau?” Aku terdiam dan menahan tangis, “Campur bang, es nya sedikit” Jawabku mengeluarkan uang lima ribu untuk membayarnya. Entahlah abangnya merngingatku atau banyak yang suka mengoplas minuman itu, Katamu sih lebih tepatnya aku tidak mau rugi mencoba keduanya walaupun banyak yang bilang aku aneh mencampur minuman yang memiliki rasa sendiri-sendiri. Kamu juga tidak mau rugi, kamu juga termaksud membeli siomay tetapi kamu selalu memesan tahu, alasannya karena selalu ada siomay dibalik tahunya. Huhu Dasarrrrrr….. **** Aku naik angkot 41, untuk pulang kerumahku. Namun kali ini sendirian, De-Javu ada dirimu duduk dipojok angkot dengan seragam sma sambil tersenyum, seperti biasa aku duduk dibelakang pak sopir, tidak begitu lama angkot mulai jalan, berarti sudah penuh dengan penumpang 4-6. Ku tenggok ketempat pangkalan angkot ngetem, aku kehilangan dirimu. Aku kehilangan bayangmu. Aku merindukanmu. Kenangan itu kembali lagi, Dan saat ini Hatiku tidak baik-baik saja!. Terakhir aku memimpikanmu, kamu bilang kamu sudah mempunyai bidadari disana dan kamu tersenyum didalam mimpiku, Hadi maafin aku ya, yang egois, aku yakin kamu tulus sayang sama aku sejak sma, kita tim yang kompak, kita seperti kakak dan aku adik yang tidak lebih tinggi daripada ketiakmu, dan aku tidak ingin melupakanmu, walaupun kamu tidak ada dibagian kisahku kini, aku akan selalu merindukanmu terutama ketika aku ke glodok, tidak ada yang berubah. Yang tenang disana ya. Kamu harus bahagia, Inshaa Allah aku bahagia ketika mengenangmu. *******

Entri yang Diunggulkan

  BENCI Siapa kau? Beraninya membenci manusia yang sama hinanya dengan dirimu Siapa kau yang masih menginjak tanah merasa sedang menjunj...