Hi Blogy..... selamat malam dan kamu yang paling setia aku tumpahkan segala tulisan recehku...
Jatuh cinta adalah kehilangan ruang hati yang kosong. Apakah dengan begitu ketika kita patah hati, atau
mengetahui harapan kita dengan “dia” tidak akan pernah terwujud berarti ruang hati kita penuh dengan dirinya. tidak juga. sebenarnya diriku tidak mau menulis tentang dia lagi. karena sudah dua tahun yang lalu aku melupakan perasaanku, namun aku bertemu lagi dengannya. Iya dia sudah bahagia dengan pilihannya dan pilihan Allah juga. Dia yang aku namakan ketika itu "Penawar rasa" (Maaf ya. Ya Allah....ampuni aku atas rasaku waktu itu)
Benang merahku dengannya mungkin hanya tersambung
sebagai seseorang yang pernah mengenalnya atau bahkan hanya menyukainya saja. Dan sekarang harus bertemu lagi.
Aku sudah mengikhlaskan dirinya lama ketika dua
tahun yang lalu, disaat diriku sudah "Berserah" diatas level pasrah, aku bertemu
lagi dengannya. Dengan statusnya yang sudah tidak sendiri lagi. Sedih…menurut
sahabat dan saudaraku. Namun aku ternyata sangat lega. Aku yang mengikhlaskan perasaanku dan aku juga yang mendoakannya (Maaf sedikit riya). Dengan siapapun itu semoga itu menjadi yang terbaik. Kalaupun dengan aku semoga, bersamanya kami menambah kecintaan kami kepada Engkau. Bila tidak semoga Allah memberi kebaikan kepada kita masing-masing.
Pantas saja, dia berani mentapku dengan sangat lama
dan dengan penuh seksama mulai dari bawah hingga atas, (hal yang tidak pernah
aku sukai pada siapapun yang melalukannya, termaksud dia).
Malam itu, aku bertemu lagi dengannya secara tidak
sengaja sejak dua tahun yang lalu aku memang sudah memutuskan aku tidak mau
bertemu dengan dirinya, aku takut ibadahku menjadi tidak tulus, kami tidak
pernah bertemu di luar lingkungan rumah ibadah. Dan sekarang kami berkali-kali
bertemu dengan unsur ketidak sengajaan. Oohhhh padahal aku sudah lembur kerja
pulang malam dan masih harus melalui jalan yang sama dan beberapa kali bertemu
dengannya.
Tiap aku hampir kehilangan waktu untuk melaksanankan
rutinitas keimananku, aku selalu pergi kesana. Aku menemukan dirinya. Dirinya sekarang yang aku inginkan dulu. tersenyum, melihatku bahkan berusaha menarik perhatianku. Aku menemukan dirinya yang berbeda saat bertemu dengan dirinya lagi. Dan aku berusaha biasa saja tapi tidak teman dan sahabat-sahabatku. mereka mencari tahu bahkan menanyakan statusnya. Oh my God...! gengsiku lebih besar daripada rasa sukaku padanya.
Aku tahu aku memang sepenuhnya belum menjadi muslimah solihah, tapi untuk mengutarakan isi hati apalagi sampai menodai perinsipku, aku tidak mau. Kalaupun kami bersatu ya pasti dan aku percaya cara Allah yang lebih tepat. Tapi ini temanku berusaha menanyakan kepada temannya, mencatat nomor wa nya. Oh My God... dan ternyata ya tidak sesuai harapanku, mereka takut aku sedih karena mereka tahu aku susah menyukai orang. Walaupun aku sebenarnya mudah tertarik kepada seseorang dengan hal yang kecil. aku bisa melihat dia baik, bukan karena dia berusaha menunjukan dirinya baik, tapi dengan tulusnya membantu orang lain.
Ya, aku sudah duga, karena kata temannya satu lagi, sewaktu aku membawa keponakan aku yang masih kecil, sewaktu dia menanyakan kepadaku siapa itu, aku menjelaskan bahwa mamanya sudah tidak ada hanya ayahnya yang berprofesi "ustad" mengajar ilmu agama, dan sekarang di asuh oleh tante-om dan neneknya. Dan kata temannya bila Ustad nikahnya cepat, Oh My God, apakah dia tidak tahu bahwa yang sudah tidak ada itu sepupu aku, dan malah mendukung ayahnya menikah cepat. terlepas dari itu, memang sudah jodohnya dirinya berjodoh dengan pilihan Allah, bukan denganku.
Apa yang harus aku kecewa, bahkan dia tidak pernah menjanjikan apapun, jadi buat apa aku marah, aku yang selalu berdoa untuk orang-orang disekitarku, orang-orang yang baik padaku, dan semua makhluk Allah lainnya salah satunya termaksud dia. Apa yang harus aku tuntut, aku sudah mengikhlaskan perasaanku sejak lama. Aku sudah berjanji bila ada seseorang yang baik agamanya, aku akan belajar dan mencintainya sampai akhir, apabila itu belum terjadi aku tetap harus menjadi pribadi yang mudah melakukan hal-hal baik kepada diriku dan orang lain.
Patah hati tidak harus membuat kita membenci Anugerah Allah yang bernama cinta, tidak harus iri dengan kisah cinta teman-teman kita, tidak harus berputus asa dalam doa-doa kita. ada pepatah, Orang pintar tidak harus memusingkan masalah jodoh, karena janji Allah pasti ketika menulis tentang kita, di lauhul mahfuz nya. Tapi namanya juga manusia, punya teman manusia lainnya walaupun ada yang seperti malaikat atau non malaikat, ucapan orang-orang seakan menjatuhkan, tapi biarlah, akan ada waktunya mereka berhenti bicara dan bisa melihat kita di ciptakan dengan semua kelebihan dan kekurangan masing-masing. dengan apa yang ingin Allah hilangkan atau berikan, itu hak Allah, yang penting kita selalu berdoa yang baik-baik.
Namun yang membuat aku berpikir, sahabatku bertanya foto profil wa nya, ada anak kecil cowok yang sudah besar, kira-kira 4-5 tahun, dan foto seorang wanita syar'i. Itu potret keluarga kecilnya, dan sahabat-sahabatku menghitung, Ya ampun itu saat pertama kali aku mengenal dirinya. Sampai aku selalu di ledekin, "Kemaren belum menikah, sekarang anaknya sudah besar" Oh My God. Aku sendiri tidak mau tahu. Tapi yang aku takutkan sewaktu itu aku menyukai orang yang sudah berpasangan. Ya Allah maafkan aku, Aku tidak tahu. Engkau tidak akan menghukum hambamu atas apa yang tidak diketahuinya ya Allah. Maafkan aku ya Allah yang mungkin lebih memperbaiki luar dengan harapan menjadi bulan atas pujian orang lain, harusnya aku mempercantik isiku, agar terus Engkau membimbingku. Apapun rasa yang pernah aku rasakan sebaiknya aku melibatkan Engkau ya Allah.
Walaupun ada temanku yang bilang walaupun tidak secara langsung sih, kalo daerah pasangannya itu adalah kotanya santri dan aku harus liat dulu, jodohmu adalah cerminanmu, iya aku dengan jelas, aku memang belum sepenuhnya menjadi solihah namun aku berusaha menajdi yang terbaik, walaupun aku belum bisa memberi yang terbaik namun setidaknya aku tidak mau sampai merugikan orang lain diatas kepentingan atau keinginanku.
Ya Allah...Blogy..... Bantu aku ya, menjadi seseorang yang bisa menerima nasehat tanpa menyelisihnya, yang selalu percaya kerja keras selama ini akan berbuah manis (Khususnya dalam dunia penulisan) dan mimipi-mimpi baruku yang sedang aku rintis. Setidaknya walaupun belum mempunyai pasangan, aku tetap berjuang dan bersaing untuk mendapatkan redha-Nya.
Aku ingin bahagia dan dalam tanpa pernah meyalahkan orang lain, aku ingin tetap positif walaupun kerikil-kerikil tajam menghampirinya. Aku ingin Engkau tetap melindungi dan bersamku disaat aku mulai merasa lelah. Terima kasih blogy sudah mau mendengar ceritaku hari ini.