Minggu, 31 Juli 2016

Lukisan Tuhan bermata cokelat

Dia makhluk keturunan Adam. Berambut ikal hitam dan bermata cokelat. Lukisan Tuhan Maha Sempurna dibalik berakhirnya senja. Iya, aku selalu bertemu dengannya ketika langit  menjelang malam. Matanya yang membuatku tak henti menganggungkan karya Tuhan yang tepat berdiri di hadapanku.
Senyumnya yang mampu menghadirkan pelangi bahkan ketika dimusim kemarau sekalipun. Tawanya yang kecil namun renyah mampu menggetarkan hatiku. Sekali lagi aku tak kuasa berhadapan langsung dengannya. Kakiku seakan tak menapak dan tubuhku begitu ringan hingga aku merasakan terbang melayang mengitari nirwana ketika bertemu dengannya.
Sadarku hilang seketika, entah apa namanya ketika hati dilanda rasa seperti ini?
Cinta...
Benarkah apa maknanya?
Namun ku tak berdaya untuk jatuh cinta. Aku kehilangan semua gravitasi dibumi ini. Langit menjadi saksi hatiku dibawa oleh khayal tentangnya.
Hatiku terikat sudah oleh tatap dan senyumnya. Di matanya seakan aku mampu bercermin rasaku. Namun aku tak dapat membaca hatinya? Apakah sama dengan rasa dihatiku kini? Aku harap Tuhan memberikan tempat namaku di hatinya. Bayangku dalam tatapnya dan senyumku menghiasi malamnya.
Aku harap dia menyadari keberadaanku dan setiap detik pertemuanku dengannya. Hingga pertemuan kami terikat benang merah takdir sebagai pasangan. Bukan sekedar kenangan dari bagian kisah yang harus dilewati. Dan waktu akan menjadi saksi pertemuan-pertemuan kita. Ku harap Tuhan memberikan banyak waktu untuk kita saling mencintai.


Entri yang Diunggulkan

  BENCI Siapa kau? Beraninya membenci manusia yang sama hinanya dengan dirimu Siapa kau yang masih menginjak tanah merasa sedang menjunj...